Startup Unicorn Indonesia Stop Strategi Bakar Uang, Apa Kabar Diskon dan Cashback?

Teknologi.id . February 13, 2020

Bakar Uang
Foto: Medium

Teknologi.id - Beberapa perusahaan Startup Unicorn Indonesia kini tak lagi mengandalkan strategi bakar uang untuk mengembangkan bisnis. 

Perusahaan-perusahaan yang dinobatkan bernilai kapitalisasi lebih dari $1 miliar tersebut, kini mulai berfokus mengejar profit untuk menutup kerugian yang dialami beberapa tahun belakangan.

Bukalapak, salah satu Startup Unicorn Indonesia yang menyatakan sudah mengurangi aksi bakar uang, kini fokus untuk menciptakan bisnis berkelanjutan dan bisa bertahan dengan mencetak keuntungan secepat mungkin.

Baca juga: Dibanderol Rp 21,8 Juta di Indonesia, Pre-Order Samsung Galaxy Z Flip Ludes dalam 66 Menit

Selain itu, Startup bidang e-Commerce lainnya, Tokopedia juga menempuh cara yang sama. Mereka mengurangi bakar uang dengan menggulirkan inovasi dengan target di tahun ini bisa mencetak untung setelah 10 tahun terakhir mencatatkan kerugian.

Gojek yang berfokus di sektor layanan transportasi online, saat ini juga tengah berfokus menyiapkan bisnis berkelanjutan agar bisa menjadi perusahaan jangka panjang. Penghentian aksi bakar uang telah dilakukan perusahaan sejak tahun 2018.

Bhima Yudistira, seorang Ekonom di Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) menduga berhentinya strategi bakar uang yang dilakukan Startup Unicorn Indonesia sebagai langkah perusahaan untuk menepati tuntutan investor yang menginginkan segera balik modal alias menghitung Return on Investment (ROI).

Baca juga: Resmi Dirilis, Ini Harga Samsung Galaxy S20, S20 Plus, dan S20 Ultra di Indonesia

"Jadi startup dituntut secepat mungkin mencatatkan profit. Tentu banyak hal yang harus dilakukan, misalnya setop beri banyak diskon dan promo, efisiensi dan merubah bisnis model," ujar Bhima, seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis (13/2).

Terkait promo diskon dan cashback yang kental kaitannya dengan strategi bakar uang, Bhima menilai tak akan serta-merta hilang sepenuhnya. 

Kemungkinan promo tersebut masih akan dilakukan namun dengan kuantitas yang dikurangi dan waktu serta konsumen yang dibatasi. Hal ini untuk menjaga pangsa pasar dan persaingan dengan perusahaan lainnya.

(dwk)

Share :