Spotify Bakal Punya Fitur Pendeteksi Mood

Stefanie Tanaki . February 01, 2021

Foto: The Guardian

Teknologi.id - Spotify dikabarkan telah mematenkan teknologi yang memungkinkan aplikasi tersebut untuk menganalisis suara dan mendeteksi mood pengguna.

Dilansir dari Music Business World Wide, pada hari Senin (1/2), paten tersebut sesungguhnya telah diajukan sejak tahun 2018, namun baru dikabulkan pada Januari 2021 ini. Dengan adanya paten tersebut, Spotify dapat membuat analisis tentang lingkungan dan emosi pengguna menggunakan teknologi pengenalan suara.

Dari hasil analisis suara tersebut, Spotify dapat menyarankan lagu berdasarkan keadaan emosi, jenis kelamin, usia, atau aksen pengguna. Spotify juga dapat memutar musik yang mencerminkan suasana hati mereka atau bahkan lingkungan sosial mereka

Spotify menjelaskan bahwa aplikasi streaming media biasanya menyertakan fitur yang dapat memberikan rekomendasi media kepada pengguna berdasarkan teknik personalisasi. Agar fitur ini berjalan, pengguna harus memberikan informasi dasar seperti jenis kelamin, usia, artis atau acara yang disukai, serta memilih segala opsi yang tersedia untuk menyempurnakan identifikasi terkait selera pengguna.

Baca juga: WISE, Fitur dari Wuling yang Dapat Kendalikan Mobil Pakai HP

Menurut Spotify, metode ini tidak cukup efisien. Hal ini disebabkan karena pengguna harus menjawab pertanyaan dengan cermat dan benar agar sistem dapat mengidentifikasi selera pengguna.

Oleh karena itu, Spotify mematenkan teknologi pengenalan suara untuk mengatasi ketidakefisienan tersebut. Cara Spotify melakukan hal ini adalah dengan mengambil metadata konten dari suara pengguna dan metadata lingkungan dari kebisingan latar belakang atau background noise.

Selain dapat menentukan usia, jenis kelamin, dan aksen, metadata konten tersebut dapat menunjukkan keadaan emosional pembicara dari suara mereka. Metadata lingkungan juga digunakan untuk menunjukkan background noise tertentu seperti suara kendaraan di jalan, orang lain berbicara, kicau burung, pencetakan printer, dan lain sebagainya.

Ini bukan pertama kalinya perusahaan Swedia tersebut memberikan paten yang dianggap beberapa orang sebagai teknik personalisasi yang terlalu pribadi. Sebelumnya, Spotify juga mematenkan teknologi terkait penyesuaian pengalaman pengguna berdasarkan ciri kepribadian mereka. Dalam kedua kasus tersebut, Spotify bertujuan untuk menargetkan pengguna dengan konten yang lebih relevan dan sesuai, baik itu music, rekomendasi podcast, atau potensi iklan yang dapat ditampilkan.

Perusahaan ini memang dikenal dengan algoritme yang menyarankan konten audio baru untuk penggunanya berdasarkan kebiasaan mendengarkan sebelumnya. Jadi, tidak heran jika mereka ingin menambahkan metrik lain untuk meningkatkan kemampuan dan akurasinya.

Baca juga: Awas! Ini Risiko Pindah Chat History WhatsApp ke Telegram

Namun, teknologi semacam ini juga menimbulkan perhatian karena bersinggungan dengan privasi pengguna. Dilansir dari Tech Radar, pada hari Senin (1/2), seiring perusahaan teknologi semakin berkembang dan mengoptimalkan platform mereka untuk pengguna maupun pengiklan, privasi data menjadi poin penting yang menjadi sorotan.

Khusus untuk teknologi pengenalan suara, kekhawatiran akan privasi pengguna ditambah dengan adanya isu bahwa speaker pintar dapat “menguping” suara di sekelilingnya bahkan ketika sedang tidak digunakan.

Jadi, walaupun pengguna Spotify dimanjakan dengan manfaat dari algoritma yang lebih canggih dari penerapan teknologi pengenalan suara tersebut, pengguna juga harus bersiap untuk kemungkinan menjadi “korban” pengumpulan data privasi, sama seperti platform lain.

(st)


Share :