Foto: Tech Wire Asia
Teknologi.id – Kelangkaan defisit chip global atau yang biasa
disebut chipmagedon terus meluas.
Setelah sebelumnya menyerang
industri otomotif, kali ini kekurangan chip juga melanda industri ponsel pintar
atau smartphone.
Hal ini akan berdampak pada harga
ponsel yang lebih tinggi dan kekurangan yang lebih dalam untuk model smartphone
tertentu.
Mengutip CNBC Indonesia hal ini
mulai dikeluhkan beberapa pabrikan ponsel. Pada Selasa (27/7/2021) lalu CEO
Apple Tim Cook memberikan isyarat bahwa kendala chip ini akan mengganggu
penjualan iPhone serta produk lain seperti iPad.
"Kekurangannya bukan pada prosesor bertenaga tinggi yang diproduksi Apple untuk perangkatnya, tetapi chip untuk fungsi sehari-hari seperti menyalakan layar ponsel dan mendekode audio," kata Cook.
Baca juga: iOS 15 Permudah Pengguna iPhone yang Suka Lupa Password
Selain Apple, HMD, yang
meluncurkan beberapa smartphone Nokia memperingatkan kekurangan semikonduktor
dapat menjadi tantangan bagi pembuat perangkat canggih yang memiliki skala
lebih kecil.
"Kami melihat pasti ada
keketatan keseluruhan" dalam rantai pasokan, Florian Seiche, CEO HMD,
mengatakan kepada CNBC.
"Kami mungkin melihat
ketidakseimbangan tertentu di pasar," katanya, seraya menambahkan bahwa
permintaan untuk model kelas bawah cukup tinggi.
Analis memperkirakan bahwa kurangnya chip di industri ponsel pintar ini dipengaruhi oleh perbaikan permintaan chip di industri otomotif. Hal ini membuat terjadi perebutan besar-besaran di kedua industri itu.
Baca juga: realme Flash Dikabarkan Bawa Teknologi Terbaru, Apa itu?
"Sekarang sektor otomotif
dan lainnya mengejar dan mulai merebut kembali kapasitas yang telah mereka
tinggalkan, ada persaingan ketat untuk pasokan semikonduktor," ujar Syed
Alam, analis semikonduktor di Accenture.
Selain itu, beberapa produsen
ponsel juga saat ini sedang dihadapkan dengan memulihnya permintaan smartphone
global.
Bahkan data yang dihimpun dari
perusahaan IT Gartner menyebut bahwa permintaan ponsel pintar telah tumbuh sebesar
26% pada kuartal-I 2021.
Dengan situasi ini, analis
menambahkan bahwa konsumer sendiri akan merasakan peningkatan harga yang cukup
signifikan. Selain itu, akan ada resiko kurangnya spesifikasi perangkat yang
dibeli.
"Hasil yang mungkin terjadi
di sini adalah harga ponsel yang lebih tinggi dan kekurangan yang lebih dalam
untuk model tertentu," kata peneliti dari Forrester, O'Donnell.
"Dalam kasus Apple, Anda
mungkin bisa mendapatkan iPhone 12 kelas atas, tetapi tidak iPhone XS kelas
bawah.
Untuk pembuat smartphone lain
seperti Samsung, LG, dan merek China seperti Xiaomi dan Huawei semua akan merasakan
kesulitan," tambahnya.
(fpk)