
Sumber: antaranews
Teknologi.id – Starlink, proyek internet satelit milik Elon Musk yang selama ini mendominasi percakapan soal konektivitas global, kini mendapat pesaing serius. Bukan dari raksasa teknologi lain, melainkan dari startup Swedia bernama TERASi. Mereka baru saja memperkenalkan sistem komunikasi radio terbaru bernama RU1, yang diklaim jauh lebih cepat, ringkas, dan aman dibandingkan Starlink.
Baca juga: SpaceX Siapkan Starlink Komunitas: Internet Murah untuk Desa dan Daerah Terpencil
Kecil, Ringkas, dan Mudah Dipakai
Salah satu keunggulan RU1 adalah bentuknya yang mungil dan praktis. Tidak seperti Starlink yang membutuhkan piringan besar dan instalasi teknisi, RU1 hadir dalam bentuk kotak kecil yang bisa langsung dipasang di tripod, dibawa dengan drone, hingga ditempatkan di lokasi terpencil.
Menurut James Campion, CEO sekaligus pendiri TERASi, perangkat RU1 hanya butuh waktu beberapa menit untuk aktif. Artinya, siapa pun bisa langsung mengaktifkan koneksi internet tanpa perlu keahlian teknis. Inilah yang membuat RU1 sangat cocok digunakan di daerah bencana, misi penyelamatan, jurnalisme lapangan, hingga operasi militer.
Tangguh di Kondisi Ekstrem
RU1 juga dirancang dengan material berdaya tahan tinggi. Perangkat ini mampu bertahan di cuaca ekstrem—mulai dari dingin pegunungan, panas gurun, hingga hujan deras. Dengan ketangguhan tersebut, RU1 memang diproyeksikan sebagai perangkat komunikasi portabel paling adaptif untuk kondisi darurat.
Kecepatan Internet 50 Kali Lipat Starlink
Performa RU1 benar-benar mencuri perhatian. TERASi mengklaim perangkat ini mampu mencapai kecepatan hingga 10 Gbps, atau sekitar 50 kali lebih cepat dibandingkan rata-rata Starlink saat ini. Bahkan, mereka tengah menyiapkan generasi berikutnya yang bisa menembus 20 Gbps, menjadikan RU1 kandidat kuat sebagai sistem komunikasi portabel tercepat di dunia.
Selain kecepatan, RU1 juga menghadirkan latensi super rendah di bawah 5 ms. Angka ini sangat penting untuk aplikasi real-time, seperti kendali drone jarak jauh, operasi militer, gaming profesional, hingga kendaraan otonom.
Keamanan Lebih Unggul Dibanding Starlink
RU1 menggunakan antena dengan pancaran fokus sempit layaknya sinar laser, sehingga lebih sulit diganggu atau disadap. Berbeda dengan Starlink yang sepenuhnya dikendalikan pusat, RU1 memberi kontrol penuh kepada pengguna.
Campion bahkan menyinggung insiden tahun 2022, ketika Elon Musk sempat memutus akses Starlink di Ukraina, yang mengganggu operasi militer dan penggunaan drone. Dengan RU1, risiko seperti ini tidak terjadi karena konektivitas sepenuhnya ada di tangan pengguna.
Bukan Sekadar Alat Militer
Meski potensinya besar untuk pertahanan, RU1 juga bisa dimanfaatkan di sektor sipil. Dalam bencana alam yang merusak infrastruktur fiber optik, RU1 dapat memulihkan konektivitas gigabit dalam hitungan menit. Teknologi jaringan mesh yang dimilikinya juga membuka peluang besar di sektor transportasi, lingkungan, hingga industri.
Ancaman Serius bagi Starlink
Saat ini, Starlink masih menjadi layanan internet satelit paling populer di dunia dengan jutaan pengguna. Namun, dengan kecepatan puluhan kali lipat, latensi ultra rendah, kontrol penuh pengguna, dan keamanan tinggi, posisi Starlink bisa tergeser.
Apalagi, tren global kini bergerak menuju teknologi komunikasi terdesentralisasi yang sulit dikendalikan satu pihak. Jika TERASi mampu membuktikan klaimnya, RU1 bisa menjadi standar baru komunikasi nirkabel super cepat dan membuat Elon Musk benar-benar harus waspada.
Baca juga: Taara: Internet Laser Google 100x Lebih Cepat dari Starlink, Tanpa Kabel & Satelit!
Masa Depan Komunikasi Super Cepat
Kehadiran RU1 menunjukkan bahwa masa depan internet tidak hanya bergantung pada Starlink. Dengan inovasi yang lebih cepat, lebih aman, dan lebih mandiri, RU1 bisa jadi titik awal lahirnya era baru komunikasi global.
Kini, tinggal menunggu apakah TERASi benar-benar bisa menepati janjinya dan menyalip dominasi Starlink di panggung dunia.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(mo)