Foto: Boombastis
Teknologi.id - Jet tempur terbaru yang akan dipesan Menhan Prabowo Subianto yaitu Rafale dan F-15 EX masih berstatus jet generasi 4.5.
Jet tempur generasi 4.5 tentunya sangat tertinggal, misalnya jika dibandingkan dengan Singapura dan Australia.
Kedua negara itu sudah tinggal menunggu kedatangan jet tempur siluman F-35 yang merupakan generasi 5, tentu lebih canggih dengan teknologi silumannya.
Bahkan banyak negara di dunia yang sudah menyiapkan jet tempur terbaru generasi 6 yang lebih canggih.
Melihat kondisi ini, Indonesia sebenarnya tidak berdiam diri, bahkan Menko Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan sudah mengidamkan Indonesia punya jet tempur generasi 5, yaitu F-35.
Namun, AS menolak secara halus memberikan jet tempur tersebut karena alasan inden butuh waktu selama 10 tahun, dan butuh transisi bagi Indonesia untuk punya jet tempur generasi 5.
Baca juga: Teknologi Jet Tempur Pertama Boeing, Pesawat F-15EX
Padahal, jika alasannya butuh waktu yang lama untuk inden, jet tempur canggih seperti F-35 bisa diberikan kepada sekutu terdekatnya AS dalam waktu yang tidak lama.
Luhut sempat kecewa berat, pada September 2020, ia sempat menggelar pertemuan dengan petinggi Pentagon AS.
Isu tersebut mengemuka, istilahnya AS memberikan pesawat tempur tercanggih ke Singapura, tapi untuk Indonesia cukup versi F-16 terbaru.
Tentu saja secara kelas jauh di bawah F-35B yang bakal jadi milik Singapura.
"Pak Menko juga angkat bahwa penjualan senjata berteknologi tinggi dari AS juga sepertinya tidak sepantar dengan yang diberikan ke Singapura,”
“Jadi dibutuhkan signal bahwa memang betul AS melihat Indonesia sebagai mitra strategis," kata Juru Bicara Menko Marvest Jodi Mahardi, dikutip dari CNBC Indonesia hari Kamis 25 Maret 2021.
Selain menjadi penggentar bagi negara lain, kehadiran jet tempur memang diperlukan demi memperbarui alutsista yang ada.
Pengembangan jet tempur generasi ke 5 dan ke-6 kebanyakan berasal dari negara dengan industri alat utama sistem senjata (alutsista) yang maju.
Misalnya F/X dari Amerika Serikat, MiG-41/PAK-DP (Rusia) hingga Future Combat Air System (FCAS) yang merupakan gabungan antara Jerman, Prancis dan Spanyol.
Muncul sebuah pertanyaan, apakah Indonesia bisa punya jet tempur canggih buatan sendiri? Pengamat militer Lembaga Studi Pertahanan dan Studi Strategis Indonesia (LSPSSI), Beni Sukadis menilai Indonesia belum mampu.
Baca juga: Bukan F-15EX, Jet Tempur Ini yang Mungkin Dibeli Indonesia
"Dengan investasi teknologi tinggi (hitech), RI belum mampu untuk memproduksi sendiri hingga jangka panjang,”
“Justru yang harus dilakukan adalah pelaksanaan kebijakan offset, sehingga ketika kita beli dari negara asing, tapi juga produksi spare partnya di RI, sehingga ada timbal balik yang menguntungkan,” kata Beni.
Sebenarnya, Indonesia pernah bekerja sama dengan Korea Selatan dalam pengembangan KFX/IFX pada zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Indonesia dikabarkan masih berminat dalam kelanjutan proyek pengembangan KFX/IFX tersebut.
“Kenapa tidak dilanjutkan saja jika memang akan menguntungkan Indonesia dalam jangka panjang," Kata Beni.
(fpk)