Beberapa tahun belakangan, machine learning dan artificial intelligence mulai berperan di banyak perusahaan. Kendati teknologi ini mulai digagas pada 1950an, teknologi ini diterapkan secara luas untuk memudahkan manusia semenjak satu dasawarsa ini. Machine learning adalah metode yang digunakan untuk merancang model dan algoritma yang kompleks yang sesuai dengan prediksi. Dalam penggunaan komersial, ini dikenal sebagai analisis prediktif. Bachtiar Rivai, CEO Kofera mengatakan bahwa machine learning tidak bisa lepas dari AI. Machine learning lebih luas dari AI, pengenalan wajah misalnya. Salah satu algoritma yang digunakan sistem ini adalah deep learning. “Kami memberikan solusi untuk perusahaan, dengan melakukan koneksi ke beberapa place untuk memperoleh data-data. Nantinya, perusahaan bisa mengetahui costumer dan tergeting mereka. Penggunaan machine learning ini tentunya akan berguna mengingat ini akan membuat lebih efisien sebuah perusahaan,” ucapnya dalam acara CIO FORUM di Hotel Mulia, Jakarta, pada Rabu, 11 April 2018.
Para peserta yang menghadiri acara CIO Forum yang diselenggarakan InfoKomputer, Rabu, 11 April 2017. CIO Forum digelar rutin oleh majalah InfoKomputer, yang dihadiri para pengambil keputusan teknologi informasi untuk membicarakan pengalaman terkait informasi teknologi terkini pada industri atau perusahaan mereka. Dalam acara ini hadir para pengambil keputusan dari perusahaan di Indonesia, seperti IBM, Adira Finance, Matahari Mall, Allianz, Garuda Indonesia, Kino Group. Di moderatori oleh Wisnu Nugroho, selaku Managing Editor Majalah InfoKomputer, tema yang diangkat dari forum ini yaitu peran machine learning dalam membantu berbagai perusahaan Indonesia dalam menjawab tantangan bisnis di era ini. Dengan adanya diskusi ini, diharapkan dapat menjadi wawasan baru untuk mengetahui potensi penerapan machine learning di berbagai industri, serta apa saja tantangan dalam mengimplementasikan machine learning tersebut. Kofera menggunakan
machine learning untuk
builder, optimizer, targeting, profiling risk analysis, dan prediction. Selain itu, untuk data internal dari client, Kofera juga akan memadukan dengan data lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari, sistem ini banyak dterapkan di berbagai aspek teknologi. Di antaranya dalam gim, e-commerce, keuangan, dan pemasaran digital. “Bahwa yang paling penting cara kita turn information untuk inside dan meningkatkan bisnis value, Kalo kita sudah bisa jadi data driven sebuah company, kedepannya akan lebih mudah,” tambahnya. Dalam kesempatan itu, hadir pula Ibrahim Arif selaku VP Engineering Bukalapak yang mengatakan bahwa ketika berencana membangun sebuah AI, kita harus mengetahui permasalahan apa saja yang dihadapi perusahaan. “Untuk BukaLapak, Product recommendation menjadi fokus yang kami pilih untuk dilakukan analisis.” Awalnya, tim pengelola
machine learning BukaLapak berjumlah tiga orang. Sebenarnya, inisiatif terkait
machine learning sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu, namun kurang
scalable. “Tantangan dari sebuah
e-commerce adalah product yang masif” tambahnya. Namun tim kecil di Bukalapak ini kemudian berhasil membangun sistem Di Bukalapak, pendekatan yang digunakan adalah metode pemeringkatan terhadap seorang pengguna dan pengguna lain untuk mengasilkan rekomendasi (collaborative filtering), pemetaan masalah (map reduce to handle massive scale), dan penggunaan data enam bulan terakhir (use six month worth of data first). “Kita export data enam bulan terakhir dan kita, misalnya produk A dan B dilihat berbarengan dengan 10.000 orang, kita bisa mengetahui produk ini bagus atau nggak.” “Kalo kita sekarang buka aplikasi Bukalapak yang sekarang, maka akan ditampilkan produk-produk rekomendasi untuk pengguna. AI ini sudah mengetahui profiling dari pengguna sehingga memberi produk rekomendasi. Selain itu, AI juga akan memberitahu dengan memberi alternatif produk.” tambahnya Saat ini, untuk membangun AI sendiri sudah cukup banyak sekali tools yng dapat digunakan. Kalo misalnya kita sudah mulai dari collecting data meskipun kita belum tahu untuk apa. nantinya data tersebut bisa digunakan kedepannya. Selain kedua pembicara tersebut, Andi Sama selaku PT. Sinergi Wahana Gemilang mengatakan bahwa alasan kenapa AI berkembang cepat sekali, karena sekarang perkembangan algoritnmanya itu sudah maju. Sejak 2012 hingga sekarang, perkembangan teknologi ini sungguh pesat sekali. Contohnya, demikian kata Andi, seperti Uber yang merancang mobil yang dapat berjalan tanpa kendali. “Data itu bisa datang GB/second, tinggal kita bagaimana memprosesnya. Ada berbagai tools yang kami gunakan dan prosesnya itu cukup panjang. Didepannya ada berbagai data, ditengah kita proses, dan akhirnya kita deploy,” ucapnya.
Andi juga memandang ke depan tentang peluang penerapan teknologi ini. “Saat ini, untuk tantangannya adalah data itu sendiri, pekerjaannya secara umum mengurusi data, kita cleansing datanya dan kita proses dan dapatkan hasilnya.” Artikel ini ditulis oleh Rafki Fachrizal dan sudah pernah tayang di InfoKomputer. Baca artikel sumber. Baca juga: #KamisInspirasi: Prajogo Atmaja, Mahasiswa yang Menggeluti Machine Learning