Mobil Terbang Terrafugia Transition Siap Hadir Tahun Depan

Stefanie Tanaki . February 17, 2021

Foto: Daily Mail

Teknologi.id - Pernah berangan menaiki mobil terbang di masa depan? Jika pernah, selamat, kamu telah berada di masa depan dan anganmu akan segera menjadi kenyataan. 

Dilansir dari Daily Mail, pada hari Rabu (17/2), mobil terbang akan segera dapat dikendarai setelah Federal Aviation Administration (FAA) memberikan persetujuan untuk kendaraan darat-udara hibrida yang dapat melesat dengan kecepatan 100 mph. Mobil terbang ini di produksi oleh Terrafugia yang telah diakuisisi oleh Geely milik China, perusahaan induk Volvo, pada 2017.

Mobil terbang yang disebut Terrafugia Transition ini juga telah menerima sertifikat kelayakan udara Special Light-Sport Aircraft dari agensi. Sertifikat tersebut memberikan lampu hijau untuk mobil terbang dapat lepas landas.

Transition saat ini telah tersedia untuk pilot dan sekolah penerbangan. Meskipun begitu, masih perlu waktu sekitar satu tahun lagi sebelum komponen mobilnya dapat legal dan memenuhi standar keselamatan di jalan raya. 

Terrafugia berharap persetujuan untuk produksi pada mobil terbang dua kursi tersebut dapat selesai pada tahun 2022. Nantinya, mereka yang tertarik untuk mencobanya akan membutuhkan surat izin mengemudi dan sertifikat pilot olahraga.

Baca juga: Belum Terdaftar di Indonesia, Clubhouse Terancam Diblokir

Terrafugia milik China sejak awal selalu optimis dalam menghadirkan sebuah pesawat kecil dengan sayap yang dapat ditarik yang dapat melaju di jalan raya dan terbang ke langit terbuka. Ini bukan kali pertama perusahaan tersebut berniat menjual Transition. Sebelumnya, pada tahun 2015, 2018 dan 2019, mobil terbang tersebut juga telah dikabarkan akan dijual. Namun, tampaknya hal tersebut baru akan berhasil di tahun 2022. 

Proses perilisan mobil terbang ini diketahui dilakukan selama masa pandemi COVID-19. Oleh karena itu, manajer umum Terrafugia Kevin Colburn memuji upaya timnya selama 'tahun pandemi yang sangat menantang.'

"Tim kami tetap fokus, meningkatkan sistem kualitas kami, menyelesaikan aspek kritis desain, membangun kendaraan, menyelesaikan 80 hari pengujian penerbangan, mengirimkan 150 dokumen teknis dan berhasil lulus audit FAA," kata Colburn.

'Ini adalah pencapaian besar yang membangun momentum dalam menjalankan misi kami untuk menghadirkan mobil terbang praktis pertama di dunia," lanjutnya.

Transition Dapat Terbang dengan Ketinggian 10.000 Kaki

Foto: Terrafugia

Didukung oleh mesin injeksi bahan bakar Rotax 912iS Sport 100-hp, Transition memiliki kecepatan terbang maksimal 100 mph dan jangkauan sekitar 400 mil, dengan ketinggian 10.000 kaki.

Mesin pesawat dapat dijalankan dengan bensin premium atau bahan bakar pesawat 100LL, sementara mobil digerakkan oleh motor listrik hibrida. Transition juga dilengkapi dengan fitur standar termasuk rem cakram hidrolik empat roda, sangkar pengaman serat karbon yang kokoh dan parasut badan pesawat.

Kendaraan ini memiliki berat sekitar 1.300 pound dan memiliki roda pendaratan tetap dan lebar sayap 27 kaki. Sayap pada mobil terbang ini dapat dilipat, sehingga memudahkan penyimpanannya di garasi satu mobil. Transition diklaim dapat berubah dari mode terbang menjadi mode mengemudi dalam waktu kurang dari satu menit. 

Terrafugia membayangkan pemilik mendaratkan Transition mereka di bandara kecil atau bentangan jalan raya dan kemudian membawanya pulang. Hal tersebut tentu berbeda dengan prototipe mobil terbang yang dikembangkan oleh Uber, Kitty Hawk, BMW, dan lainnya, yang melibatkan kendaraan yang mengambil ruang udara komersial.

Baca juga: 4 "Investasi" Penting yang Harus Dimiliki Fresh Graduate

Pada tahun 2018, Transition dua kursi rencananya akan dijual seharga $ 400.000. Saat ini, Terrafugia juga sedang mengembangkan beberapa model mobil terbang, termasuk TF-X empat orang, hibrida listrik empat kursi dengan kemampuan lepas landas dan mendarat vertikal.

TF-X direncanakan untuk menjadi semi-otonom, dengan kontrol komputer yang memungkinkan penumpang untuk mengetik tujuan mereka dengan mudah. Hal ini akan mampu secara otomatis menghindari lalu lintas udara, cuaca buruk, dan wilayah udara terbatas.

(st)


Share :