Teknologi.id - Serangan militer Amerika Serikat (AS) yang menewaskan pemimpin militer Iran, Jenderal Qasem Soleimani di Bandara Internasional Baghdad, Jumat lalu, menggemparkan dunia.
Soleimani dibunuh menggunakan drone MQ-9 Reaper yang terbang senyap nyaris tanpa suara dan meluncurkan misil Hellfire untuk menghancurkan konvoi mobil Soleimani.
Baca juga: "Elang Hitam", Drone Pertahanan Buatan Anak Negeri Resmi Diperkenalkan
Drone tersebut dikendalikan oleh dua pilot secara remote dari markas US Central Command yang berlokasi di Qatar.
Kecepatan drone MQ-9 Reaper ini sendiri mampu menembus 370 kilometer per jam dengan daya jelajah hingga 1.150 mil dan kemampuan terbang di ketinggian 50.000 kaki.
Dalam sebuah unit drone MQ-9 Reaper dipersenjatai 4 misil Hellfire dengan daya ledak cukup dahsyat yang mampu menghancurkan tank musuh.
Namun dalam penyerangan terhadap Soleimani, misil yang digunakan adalah Hellfire R9X 'Ninja' yang sudah dimodifikasi. Moncongnya terdiri dari semacam bilah-bilah pisau tajam nan mematikan.
Baca juga: 116 Aplikasi Berbahaya Ini Bisa Munculkan Iklan Terus-menerus di Ponselmu
Drone mematikan ini mulai dioperasikan sebagai senjata oleh AS pada 2007 silam. Pada September 2015, angkatan udara AS memiliki 93 drone MQ-9 Reaper di gudang senjatanya.
Drone yang dihargai US$64,2 juta per unit (Rp 898,9 miliar) ini dapat menyerang di lokasi manapun dengan memperlihatkan tayangannya. Untuk itulah MQ-9 Reaper ini dijuluki "bersenjata, multi misi, daya terbang menengah dan tahan lama", seperti dikutip dari New York Post, Senin (6/1/2020).
(dwk)