Made in Space adalah sebuah perusahaan manufaktur yang berbasis di Amerika Serikat. Perusahaan ini telah berhasil menciptakan sebuah 3D printer yang dapat bertahan dalam kondisi yang ekstrim, bahkan dapat bertahan di luar angkasa. Sejak 2010 perusahaan ini telah melaksanakan proyek yang bernama Archinaut. Archinaut adalah proyek untuk mengembangkan 3D printer yang dapat digunakan di kondisi yang sangaat ekstrim dan bahkan di tempat yang gravitasinya 0. Pada 2010, printer 3D ini sudah dibuat untuk pembuatan dan perakitan satelit. Namun tetap saja printer 3D ini hanya sebagai pencetak saja dan tetap membutuhkan manusia sebagai pembangun dan penyusunnya, dan juga 3D printer ini tidak bisa bertahan lama di luar angakasa. Selanjutnya, proyek Archinaut telah melalui percobaan di dalam sebuah ruang hampa udara buatan, yang kondisinya disesuaikan dengan luar angkasa sungguhan, mulai dari suhu, tekanan, dan gravitasinya. Dan ternyata 3D printer ini mampu membuat sebuah balok sepanjang 85 cm. Di percobaan selanjutnya 3D printer ini mampu membuat sebuah kerangka bangunan yang cukup besar. “Kami percaya bahwa pembangunan manufaktur di ruang angkasa dengan menggunakan robot, akan merevolusi cara kami merancang, menerapkan dan mengoperasikan sistem di luar angkasa” kata Steve Jurczyk, kepala Direktorat Misi Teknologi Antariksa NASA. Di masa depan, perusahaan ini berharap agar sebuah konstruksi besar akan dapat dibangun di luar angkasa, yang memungkinkan manusia tinggal di luar angkasa. Dan dapat memudahkan manusia untuk mengeksplorasi luar angkasa lebih jauh lagi. Sumber: Dirangkum dari Sciencealert.com