Sekelompok ilmuwan di Cambridge Consultants mengembangkan sebuah mesin kecerdasan buatan dan melatihnya agar bisa menafsirkan sebuah sketsa dan menggambarnya menjadi sebuah lukisan artistik. Tim peneliti melatih kemampuan mesin bernama Vincent tersebut dengan menafsirkan 10.000 sketsa gambar. Selain itu, mesin AI ini diciptakan bukan untuk membuat karya seni, melainkan untuk mendeteksi karya palsu. Menurut Director of Machine-Learning di Cambridge Consultants, Monty Barlow, sejatinya kecerdasan buatan dirancang bukanlah untuk menampilkan perasaan atau emosi. “Tim peneliti yang mengembangkan kecerdasan buatan tidak tertarik untuk menciptakan orang yang lebih baik, kami cukup puas seperti ini,” tuturnya. Malah, ia menilai timnya ingin menciptakan sebuah mesin yang rasional, logis, dan robot yang dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Sumber: Dirangkum dari liputan6.com