Foto: Daily News Hungary
Teknologi.id - Huawei dan
Vodafone bekerjasama untuk membuat stasiun kereta api pintar pertama. Berkat
keduanya, stasiun ini akan menggunakan jaringan pribadi 5G.
Setelah selesai dibangun, stasiun
ini akan menjadi pusat transportasi multimoda cerdas terbesar di Eropa, dan
pertama yang menggunakan jaringan pribadi 5G untuk komunikasi internal serta
pengoperasian perangkat teknologi.
Dilansir dari Voi, nantinya
gerbang Timur-Barat terletak di Fényeslitke, Hongaria, seluas 85 hektar.
Jaringan 5G proyek stasiun ini
akan disediakan oleh Vodafone Hungaria dan Huawei Technologies Hungaria.
Jaringan ini akan digunakan untuk mengontrol derek raksasa mandiri
terminal dari jarak jauh. Derek ini mampu melakukan gerakan yang halus dan
merata.
Terminal akan mampu menangani hingga 1 juta kontainer 20 kaki (TEUs) per tahun setelah selesai pada kuartal pertama tahun depan.
Foto: Daily News Hungary
"Ini adalah pertama kalinya perusahaan
menggunakan teknologi 5G untuk memberdayakan industri logistik perkeretaapian
tradisional di Eropa dan mewujudkan kendali jarak jauh derek melalui teknologi
5G,"
Ungkap CEO Huawei Technologies
Hungaria, Colin Cai Lingyu sebagaimana dikutip dari Gizmochina, Senin, 11
Oktober.
"Dengan keunggulan teknis
teknologi 5G, seperti kecepatan tinggi, penundaan rendah, dan kapasitas tinggi,”
“Pekerja hanya perlu duduk di
ruang kontrol pusat dan menggunakan video definisi tinggi yang dikembalikan
oleh 5G untuk menyelesaikan operasi dari jarak jauh, yang meningkatkan
lingkungan kerja dan efisiensi operasi," imbuhnya.
Baca juga: Spesifikasi dan Teknologi Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Sementara itu, Wakil Sekretaris
Negara untuk Digitalisasi Hongaria, Károly Balázs Solymár, menyatakan
pemerintah memberikan perhatian khusus pada solusi industri berbasis teknologi
5G, dengan target industri logistik.
Di mana Hungaria akan menggunakan
teknologi digital mutakhir untuk melakukan inovasi tambahan di masa depan,
meningkatkan daya saingnya lebih jauh.
Kesepakatan itu juga menunjukkan
bahwa raksasa teknologi China, meskipun di bawah tindakan keras AS, tidak akan
menyerah untuk memperluas bisnisnya di pasar luar negeri.
(fpk)