ilustrasi. Foto: oneprod
This is mind blowing.
With GPT-3, I built a layout generator where you just describe any layout you want, and it generates the JSX code for you.
W H A T pic.twitter.com/w8JkrZO4lk
Pertama-tama, ia menulis deskripsi singkat mengenai aplikasi sederhana yang bisa digunakan untuk menambahkan barang pada to-do list yang bisa dicentang ketika sudah dikerjakan.
Lalu Shameem memasukkannya ke dalam sebuah sistem kecerdasan buatan yang disebut GPT-3 yang telah 'mencerna' sebagian besar web, termasuk tutorial koding. Beberapa detik kemudian, sistem akan mengeluarkan kode yang bisa berjalan.
This is mind blowing.
— Sharif Shameem (@sharifshameem) July 13, 2020
With GPT-3, I built a layout generator where you just describe any layout you want, and it generates the JSX code for you.
W H A T pic.twitter.com/w8JkrZO4lk
Baca juga: Erica, Robot AI Pertama yang Akan Bintangi Film Sci-Fi
GPT-3 dibuat oleh tim peneliti OpenAI,yang diluncurkan versi beta bulan lalu dan aksesnya meluas perlahan-lahan secara bertahap. Dalam beberapa minggu terakhir, layanan ini menjadi viral diantara para pengusaha dan investor, yang bersemangat untuk mendiskusikan hasil GPT-3 ini.
Sistem OpenAI ini telah diuji dan diatur sedemikian rupa, hasilnya, menujukan potensi (dan kekurangan) teknologi ini.
Delian Asparouhov, seorang investor pada Founders Fund, penyokong awal Facebook dan SpaceX, menuliskan dalam blognya bahwa GPT-3 menyediakan 10.000 PhD yang bersedia berkomunikasi dengan penggunanya. Asparouhov memberikan GPT-3 miliknya dengan memo awal investasi perawatan kesehatan prospektif. Sistem ini menambahkan diskusi tentang hambatan regulasi, bahkan menambahkan informasi seperti: "Saya lebih nyaman dengan risiko itu dengan alasan kenaikan besar-besaran dan bisa menghemat biaya ke sistem,"
Penelitian lain dilakukan oleh pengusaha Denver, Elliot Turner yang menemukan GPT-3 bisa mengubah komentar kasar menjadi lebih sopan, atau sebaliknya. Seorang peneliti lain, Gwern Branwen menggunakan GPT-3 untuk mendapatkan Harry Potter dengan gaya tulis Ernest Hemingway dan Jane Austen.
Baca juga: Apakah VPN Gratis Layak Digunakan?
GPT-3 dibuat dengan menggunakan algoritma machine learning untuk mempelajari pola statistik dari hampir triliunan kata yang dikumpulkan dari web dan buku digital.
Sistem mengingat pola dari jutaan jenis dan situasi yang mungkin dibentuk dengan kata-kata tersebut, mulai dari tutorial C++ sampai tulisan berita olahraga.
Hasilnya sangat luar biasa dan menyenangkan, bisa juga menghasilkan informasi yang 'memicu' pemikiran. Meski begitu, GPT-3 terkadang mengeluarkan kontradiksi atau kata-kata yang kurang selaras karena tidak memiliki pemahaman tentang dunia nyata.
Beberapa penelitian lain memunculkan pesan peringatan "Sistem kami telah menandai konten yang dikeluarkan sebagai konten yang tidak aman karena mungkin mengandung konten sensitif atau ofensif. Kami akan menambahkan opsi untuk mengurangi keluaran serupa segera. Sistem ini masih dalam tahap pengembagan dan masih ada error,"
(im)