Peta persebaran penyakit milik Facebook yang dibuat bekerjasama dengan Carnegie Mellon University. Foto: Facebook
Teknologi.id - Facebook akan mengalisis pergerakan penggunanya selama PSBB berlangsung. Data pergerakan tersebut akan dikumpulkan sebagai data untuk peta pencegahan penyakit milik Facebook yang disebut Facebook Symptom Map. Namun, Facebook meyakinkan bahwa privasi penggunanya akan terlindungi.
Manajer Kampanye Kebijakan Facebook di Indonesia, Noudhy Valdryno pada konferensi pers virtual yang dilakukan hari Selasa, (19/5/2020) mengungkapkan bahwa Facebook sudah menyiapkan tindakan prefentif untuk menjaga keamanan data penggunanya.
Baca juga: Facebook Akuisisi Giphy Senilai Rp 6 Triliun, Akan Diintegrasikan dengan Instagram
Sebagai tambahan, Noudhy Valdryno juga menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan Facebook untuk menjaga data penggunanya.
Pertama, akan ada beberapa proses perlindungan privasi agar identitas tidak langsung terekspos ketika hasil analisa dirilis secara umum. Facebook tidak akan memberikan data-data yang bersifat individu dan personal untuk mitranya seperti CSIS.
Kedua, Facebook akan melakukan agregasi data, dimana peta pencegahan penyakit tidak diatur berdasarkan pergerakan individu, namun lebih ke pergerakan kluster dalam satu wilayah yang sama.
Baca juga: Google Meet Susul Popularitas Zoom, Raih 50 Juta Kali Diunduh
Ketiga, proses smoothing data. Facebook akan menggabungkan perkiraan populasi dengan wilayah terdekat untuk mencegah terjadinya identifikasi ganda.
Selain itu, peta pencegahan penyakit milik Facebook akan membutuhkan izin dari penggunanya untuk mengakses histori lokasi yang terekam pada gawai.
"Hanya pengguna yang sudah mengizinkan Facebook ke location history-nya yang akan dijadikan agregat data," tegasnya. Jika pengguna ingin mencabut hak akses Facebook ke location history, dapat dilakukan dengan me-revoke akses yang telah diberikan melalui setting aplikasi Facebook.
(im)