APAM, Alat pemadam api medium. Kredit : inotek.org Teknologi.id - Kebakaran adalah salah satu musibah yang cukup menakutkan di daerah padat penduduk, seperti di Jakarta. Lingkungan perumahan penduduk yang sempit, berhimpitan menjadi faktor pendukung cepatnya penyebaran api. Kemacetan Ibukota juga memperparah dampak kebakaran karena memperlambat petugas pemadam kebakaran (damkar) untuk tiba di lokasi kebakaran. Masalah ini membuat Bimo Prabowo menciptakan alat pemadam kebakaran portable sebagai solusi dari masalah kebakaran di lingkungan padat penduduk. Inovasi ini ia namakan Alat Pemadam Api Medium (Apam). "Ide saya waktu itu berasal dari kebakaran tetangga kosan saya, rumah dia di gang dan padat, angin menyebar. Kemudian macet juga. Damkar meskipun respons cepat mau tidak mau terhambat di jalan. Akhirnya memadamkan api hanya dengan ember, " kata Bimo.
Memanfaatkan putaran roda motor
Bimo menjelaskan Apam ini bisa digunakan dengan memanfaatkan roda belakang motor sebagai sumber tenaga penggerak.
Ban motor ditempatkan di atas roller Apam, kemudian pengguna tinggal memutar handle gas motor. "Nilai inovasi nya ada di sumber tenaga penggeraknya. Sumber tenaga penggeraknya terpisah, kami gunakan sepeda motor, gaya putaran di ban," ungkapya. Bimo mengatakan pengguna hanya perlu menarik penyanggah (standar) tengah motornya, kemudian meletakkan Apam di bawah ban motor belakang. Apam juga dilengkapi stabilizer wing yang bisa diinjak di sisi kanan dan kiri agar stabil dan tidak bergerak ketika digunakan. "Jadi sepeda motor di standar dua, alatnya ini ditaruh dibawah ban. Bannya akan menggerakkan
roller yang memberi tenaga pada Apam untuk menyemburkan air," tutur Bimo.
Apam diletakkan di bawah ban motor yang akan memutar roller alat tersebut. Kredit : inotek.org Bimo mengatakan Apam bisa memadamkan api bangunan dengan ketinggian hingga empat lantai. Apam, menurutnya memiliki mobilitas tinggi untuk memadamkan api di gang sempit karena ukurannya mungil untuk alat pemadam kebakaran. Apam memiliki panjang 45 cm dan tinggi 32 cm dengan berat 10 kilogram. Bimo mengatakan Apam dalam satu menit bisa menyemburkan 325 liter air dengan tekanan pompa maksimal 130 psi (pound per square inch). "Tekanan pompa maksimal 130 psi, penggunaan operasional 95 psi. Standar tekanan pompa pemadam itu harus 65 psi", " katanya.
Mendapat apresiasi damkar
Bimo mengatakan alat ini mendapatkan apresiasi dari damkar. Damkar menilai baik masih ada warga yang memikirkan masalah kebakaran dengan menghasilkan inovasi. Pihak damkar memberikan masukan agar Apam ini bisa terpasang di sepeda motor ketika digunakan. Menyambut saran ini, Bimo sedang menciptakan alat untuk menaruh Apam ditengah-tengah antara penyangga dan ban motor belakang. Nantinya Bimo akan mengaitkan Apam di penyangga motor, kemudian kaitan ini akan menekan Apam ke arah ban belakang sehingga roller Apam berdempet dengan ban motor belakang. "Damkar tidak mau kalau Apam diinjak stabilizer wingnya agar tidak bergerak. Mereka maunya Apam menyatu dengan motor. Nanti ada alat yang press standar dua, jadi alatnya ketekan ke belakang dan mengunci ke ban belakang," tutur Bimo. Bimo mengatakan berdasarkan audiensi, masyarakat menginginkan alat ini tapi tidak memliki daya beli. Oleh karena itu Bimo berharap pemerintah bisa bekerja sama dengan pihaknya agar bisa mendistribusikan Apam ke masyarakat. "Memang sulit mereka ekonomi kebawah. Makanya pemerintah bisa beli produk ini untuk dibagikan ke warga. Sebagai fasilitas umum, warga berharap pemerintah membagikan ini," ujar Bimo.
(DWK)