Teknologi Komputer Masa Depan, Hanya Setebal 2 Atom

Muhammad Iqbal Mawardi . August 27, 2021

Foto: Unsplash

Teknologi.id – Ilmuwan dari Universitas Tel Aviv merilis sebuah makalah terkait cara revolusioner dalam menyimpan informasi elektronik dalam skala yang sangat kecil. Perangkat tersebut diperkirakan hanya berukuran 2 atom.

Dengan pemanfaatan lapisan satu atom boron dan nitrogen, beberapa bahan paling stabil dan lembam yang ditemukan di alam, serta mengaturnya dalam struktur heksagonal berulang, para peneliti menciptakan sistem komputasi yang stabil yang mampu meningkatkan proses membaca informasi jauh melampaui teknologi komputer saat ini.

Moshe Ben Shalom mengerjakan proyek ini dengan ilmuwan lain dari Raymond and Beverly Sackler School of Physics & Astronomy di TAU. Shalom menyebut penelitian ini berasal dari rasa ingin tahu tentang perilaku atom dan elektron dalam bahan padat.

Baca juga: Chip Kaca: Teknologi Masa Depan Komputer Kuantum

“Kami mencoba memahami, memprediksi, dan bahkan mengontrol sifat-sifat menarik dari partikel-partikel ini saat mereka mengembun menjadi struktur yang teratur yang kami sebut kristal. Di jantung komputer, misalnya, terletak perangkat kristal kecil yang dirancang untuk beralih di antara dua keadaan yang menunjukkan respons yang berbeda – 'ya' atau 'tidak', 'naik' atau 'turun', dll., ” ucap Ben Shalom.

Ben Shalom menjelaskan struktur tipis revolusioner tersebut memungkinkan ingatan berdasarkan kemampuan kuantum elektron untuk melompat dengan cepat dan efisien melalui penghalang yang secara signifikan meningkatkan beberapa faktor seperti kecepatan, kepadatan, dan konsumsi energi perangkat elektronik.

Seorang mahasiswa PhD yang memimpin penelitian Bernama Maayan Wizner Stern, mengungkapkan harapannya terkait terobosan ini yang akan meningkatkan teknologi perangkat elektronik yang ada dan memungkinkan cara-cara lainnya dalam mengendalikan informasi di perangkat masa depan.

“Selain perangkat komputer, kami berharap teknologi ini akan berkontribusi pada detektor, penyimpanan dan konversi energi, interaksi dengan cahaya, dll,” ucap Stern.

“Tantangan kami, seperti yang kami lihat, adalah menemukan lebih banyak kristal dengan derajat kebebasan baru dan licin,” pungkasnya.

(MIM)

Share :