SoapBox Ciptakan Teknologi AI Berbasis Suara untuk Anak

Muhammad Iqbal Mawardi . August 25, 2021

Foto: Unsplash

Teknologi.id – Jika bicara mengenai teknologi suara, kebanyakan orang akan langsung berpikir ke Alexa dari Amazon, Siri dari Apple atau Cortana dari Microsoft. Selain itu, kecerdasan buatan atua AI saat ini semakin terintegrasi di kehidupan manusia sehari-hari. mereka hanyalah satu penggunaan teknologi suara  dan kebanyakan dirancang untuk orang dewasa.

Startup teknologi asal Irlandia bernama SoapBox Labs, ingin mengubah hal tersebut. Perusahaan yang berbasis di Dublin ini tengah mengembangkan teknologi pengenalan suara yang dibuat khusus untuk anak-anak.

Rupanya teknologi ini telah digunakan di berbagai aplikasi, mulai dari mainan hingga aplikasi pendidikan.

Alih-alih mengubah  teknologi suara yang telah ada di pasaran, SoapBox membangun mesin suaranya sendiri. Sistem ini berfokus pada anak-anak berusia dua hingga 12 tahun.

Suara dikumpulkan dari pidato di lingkungan bising dunia nyata, dapur, ruang kelas, dan mobil, dari anak-anak dari segala usia, aksen dan dialek, dengan total 192 negara asal.

Baca juga: Kecerdasan Buatan 'Super Human' Untuk Kuasai Dunia Teknologi

SoapBox sendiri menjual teknologinya dan berhasil mengumpulkan lebih dari 12 juta dolar AS dalam pendanaan sejak didirikan pada tahun 2013. Mereka telah menarik lebih dari 50 klien dari seluruh dunia.

“Mesin ini bertindak sebagai "orang dewasa yang membantu," segera menanggapi anak dan memberi mereka satu-satu waktu, dan juga dapat membantu untuk merekam kemajuan anak dan memberikan umpan balik kepada guru atau orang tua,” ucap Patricia Scanlon, pendiri SoapBox.

Teknologi SoapBoc ini juga digunakan oleh pengembang mainan dan perusahaan gim yang ingin membuat mainan dengan suara yang dapat menciptakan obrolan yang baik dengan anak, atau pengalaman virtual yang imersif.

Scanlon percaya teknologi ini akan meningkatkan keterlibatan, baik dalam pendidikan atau permainan.

SoapBox menjelaskan bahwa mereka tidak mengidentifikasi pengguna dalam sistemnya dan data suaranya tak akan pernah dibagikan, apalagi dijual kepada pihak ketiga. Data itu juga tidak akan digunakan untuk mendukung aktivitas pemasaran dan periklanan.

"Kami menghormati hak privasi digital anak-anak, yang sangat berbeda dengan orang dewasa," tegas Scanlon.

(MIM)

Share :