Foto: Harapan Rakyat
Teknologi.id - Pengembangan teknologi kendaraan listrik dewasa ini tengah gencar dilakukan baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Dalam acara launching Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) yang digelar secara virtual pada Kamis (17/12), para peserta dan pelaku usaha berkomitmen untuk memproduksi 19.000 mobil listrik dan 750.000 motor listrik di Indonesia pada tahun 2025.
Hal ini tentunya didukung oleh pemerintah, karena selain bisa mengurangi emisi karbon, kendaraan listrik juga dapat menekan kegiatan impor BBM (bahan bakar yang berasal dari minyak bumi). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan bahwa ini dapat mendukung skenario awal grand desain energi.
Desain tersebut diproyeksikan untuk mengurangi impor BBM hingga 77 ribu BOPD (Barrel Oil per Day) yang dapat menghemat devisa sekitar US$1,8 miliar. Selebihnya, kehadiran kendaraan listrik dapat menurunkan CO2 sebesar 11,1 juta ton CO2-e. Pada tahun 2030, pemerintah menargetkan sekitar 2 juta unit mobil listrik dan 13 juta unit motor listrik.
Baca Juga: Pertamina & Gojek Uji 5 Stasiun Tukar Baterai Motor Listrik
"Kita membutuhkan kerja yang luar biasa dan sinergi yang baik dalam mengimplementasikan Program KBLBB agar tercapai target-target yang telah ditetapkan. Kami berharap Bapak dan Ibu terus dapat memberikan kontribusi terhadap Program KBLBB ini dengan segala aktivitas yang dapat dilakukan," kata Arifin dalam keterangan tertulis di laman resmi ESDM.
Sejumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) akan dibangun di 2.400 titik dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di 10 ribu titik sampai dengan 2025. Hal ini juga akan dibarengi dengan peningkatan daya listrik di rumah tangga pengguna KBLBB.
Menurut pendapat Arifin, Negara Indonesia memiliki potensi untuk menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik. Indonesia dikatakan dapat membuat kendaraan listrik karena teknologi dan komponen yang digunakan lebih sederhana daripada kendaraan konvensional. Hal ini merupakan kesempatan besar bagi industri otomotif dalam negeri.
"Selain itu, kita juga memiliki potensi kemampuan dalam negeri untuk memproduksi baterai dengan didukung potensi tambang mineral nikel yang cukup besar sebagai bahan baku baterai," tutup Arifin.
Baca Juga: 2025, Indonesia Diprediksi akan Dibanjiri Kendaraan Listrik
(af)