China Operasikan Robot Sebagai Kurir Pengirim Barang

Muhammad Iqbal Mawardi . September 29, 2021


Foto: Alibaba

Teknologi.id – Tedapat lebih dari seribu robot yang akan hadir dalam proyek perangkat pengiriman barang dari beberapa perusahaan asal China yakni Alibaba, Meituan, dan JD.com. Hal ini akan berlangsung selama satu tahun kedepan akibat pandemi yang melanda.

Ekspektasi dari proyek ini adalah mampu mengerahkan lebih dari 2.000 robot pada tahun 2022 mendatang. Itu artinya, jumlah tersebut adalah empat kali lipatnya dari jumlah yang ada sekarang.

Saat ini, jutaan kurir masih mengirimkan paket dengan biaya kurang dari 3 yuan atau sekitar Rp. 6.000 di China. Dengan menggunakan teknologi drone dari robot seperti sekarang, perusahaan telah menjajaki pendapatan di tengah krisis tenaga kerja yang memburuk selama pandemi berlangsung.

Beijing juga telah memberi perintah kepada perusahaan-perusahaan untuk memastikan waktu istirahat bagi para kurir saat mereka menjalankan tugas dan tenggat waktu yang meningkat.

Baca juga: Apakah Mesin Robot Memiliki Sebuah Kesadaran?

"Pandemi COVID-19 telah menjadi dorongan besar untuk rencana peluncuran robot”, ucap Xia Huaxia, kepala ilmuwan di Meituan.

Raksasa pengiriman makanan tersebut meluncurkan layanan robotnya pada Februari 2020 saat terjadi infeksi tinggi di Beijing, lebih awal dari peluncuran akhir tahun yang direncanakan.

JD.com juga menjelaskan rencananya dalam meluncurkan layanan robot. Hal tersebut dijelaskan langsung oleh Kong Qi, kepala ilmuwan dari unit penggerak otonom raksasa JD.com. Mereka menargetkan peluncuran Juni 2020 di Beijing, tetapi mulai menggunakan layanan di Wuhan pada Februari saat kota di China tengah menjalani lockdown.

"Kami ingin orang dan kendaraan bekerja lebih baik bersama-sama dan bukan kendaraan untuk menggantikan orang. Hanya di bagian paling membosankan dari pekerjaan petugas pengiriman yang akan kami coba ganti," terangnya.

Namun, jasa pengiriman dengan menggunakan tenaga manusia melebihi jumlah robot, yang memiliki keterbatasan seperti ketidakmampuan menaiki tangga. Selain itu, robot hanya diperbolehkan pada rute tertentu seperti di perumahan dan kampus sekolah karena batas kecepatan dan kondisi jalan.

Robot juga cenderung digunakan untuk mengirimkan barang yang kurang sensitif terhadap waktu seperti paket, daripada makanan.

"Efisiensinya rendah untuk area kantor di mana orang-orang memesan banyak makanan dan paket tetapi kapasitas kendaraan terbatas," ucap Zhang Ji, salah satu penduduk China yang sudah mengalami jasa pengiriman barang dengan robot.

Tetapi para pendukung ide itu juga mendukung manfaat jangka panjang dari robot seperti biaya pengiriman jarak jauh yang lebih rendah. Para peneliti dari University of Michigan menjelaskan kendaraan yang sepenuhnya dan sebagian otomatis dapat memotong biaya pengiriman sebesar 10-40% di kota-kota.

Kendaraan logistik jarak jauh Alibaba sudah mengirimkan lebih dari satu juta pesanan pada September ke lebih dari 200.000 konsumen di China. Ini mengoperasikan lebih dari 200 robot dan berencana untuk memiliki 1.000 pada bulan Maret dan 10.000 selama tiga tahun ke depan.

Wakil Presiden Alibaba Wang Gang menjelaskan biaya pembuatan robot sendiri mengalami penurunan. Ini terjadi karena harga sensor lidar yang lebih rendah yang membantu mengukur jarak dan membuat gambar di sekitar kendaraan.

Alibaba dan JD.com menjelaskan biaya pembuatan robot mereka masing-masing di bawah 250.000 yuan (Rp551 juta) dan angka tersebut telah mengalami penurunan dari sebelumnya.

JD.com, yang mengoperasikan sekitar 200 robot, berencana untuk memperluas hingga sekitar 1.000 robot pada akhir tahun 2021.

(MIM)

Share :