Wow! AI Baru Ini Prediksi Risiko Kanker Payudara Hingga 5 Tahun Lebih Awal

Irmanon Riandina . December 09, 2025


Foto: IMAGO

Teknologi.id - Kanker payudara masih menjadi salah satu penyakit dengan angka kematian tertinggi di dunia. Meski mammografi menjadi metode skrining standar, banyak tumor agresif tetap lolos dari deteksi dini. Situasi ini mendorong para peneliti mengembangkan teknologi skrining yang lebih akurat dan sensitif. Salah satu terobosan terbaru adalah AI Clairity Breast, model kecerdasan buatan yang mampu memprediksi risiko kanker payudara hingga lima tahun sebelum kanker muncul.

Teknologi ini dinilai dapat mengubah sistem skrining global, memberikan prediksi risiko yang jauh lebih presisi dibanding metode konvensional.

Mengapa Deteksi Kanker Payudara Perlu Teknologi Baru?

Selama ini, mammografi dianggap sebagai langkah paling efektif untuk mendeteksi kanker sejak dini. Namun dalam praktiknya, banyak tumor—khususnya tumor yang agresif—tidak terlihat pada hasil mammogram awal. Hal ini menyebabkan kanker baru terdeteksi ketika sudah berkembang ke tahap yang lebih berbahaya.

Menurut data WHO:

  • Lebih dari 2,3 juta perempuan didiagnosis kanker payudara setiap tahun.

  • Sekitar 670.000 perempuan meninggal akibat penyakit tersebut pada 2022.

Fakta ini menunjukkan perlunya sistem deteksi dini yang lebih akurat dan andal.

Baca juga: Telur dan Teknologi AI Jadi Kunci Baru Sembuhkan Penyakit Alzheimer

AI Clairity Breast: Prediksi Risiko Melalui Mammogram Tanpa Data Tambahan

Model AI Clairity Breast dikembangkan oleh Clairity Consortium, yang melibatkan 46 lembaga internasional dari Amerika Utara, Amerika Selatan, hingga Jerman. Algoritma ini dilatih menggunakan lebih dari 420.000 mammogram dari berbagai negara.

Keunggulan Clairity Breast dibanding metode tradisional:

  • Tidak membutuhkan riwayat keluarga.

  • Tidak memerlukan data gaya hidup.

  • Tidak membutuhkan informasi genetik.

  • Prediksi hanya berdasarkan hasil mammogram.

AI ini menganalisis tekstur, pola jaringan, hingga detail halus yang tidak terlihat mata manusia. Dari analisis tersebut, AI mampu memberikan skor risiko yang memprediksi kemungkinan seseorang mengembangkan kanker payudara dalam lima tahun mendatang.

Hasil studi menunjukkan bahwa perempuan dengan skor risiko tinggi berdasarkan AI memiliki peluang empat kali lebih besar terkena kanker payudara dibanding mereka yang berada pada kategori risiko rendah. Yang paling menonjol adalah kemampuannya memprediksi risiko meskipun hasil mammogram terlihat normal.

Foto: AdobeStock

Membantu Menentukan Siapa yang Membutuhkan MRI

AI Clairity Breast tidak hanya memprediksi risiko, tetapi juga berperan penting dalam menentukan siapa yang membutuhkan pemeriksaan lanjutan berupa MRI. MRI dikenal lebih sensitif dalam mendeteksi kanker stadium awal, terutama pada perempuan dengan jaringan payudara yang sangat padat. Namun karena biayanya tinggi, pemeriksaan ini tidak bisa diberikan kepada semua orang.

Dengan adanya AI, dokter dapat menentukan secara lebih tepat siapa yang benar-benar membutuhkan MRI, sehingga proses skrining menjadi lebih efisien dan hemat biaya.

Christiane Kuhl menjelaskan bahwa meski hanya sekitar 10 persen perempuan memiliki jaringan payudara sangat padat, banyak kasus kanker justru ditemukan pada perempuan dengan jaringan tidak terlalu padat. Kelompok ini sering tidak menjadi prioritas dalam skrining lanjutan. AI Clairity Breast hadir untuk menutup celah tersebut dan memberikan rekomendasi skrining yang lebih tepat sasaran.

Haruskah Skrining Dimulai pada Usia Lebih Muda?

Banyak negara memulai program skrining kanker payudara pada usia 50 tahun. Namun, perempuan yang lebih muda cenderung memiliki jaringan payudara yang padat, sehingga mammografi kurang optimal dalam mendeteksi kelainan.

Meski demikian, hanya menurunkan batas usia skrining tidak akan mengatasi akar masalah. Christiane Kuhl menyarankan pendekatan berbasis risiko dengan dua tahap:

  1. Mammografi sebagai pemeriksaan awal.

  2. Analisis AI untuk memprediksi risiko lima tahun ke depan.

  3. MRI dilakukan jika skor risiko dari AI menunjukkan kategori tinggi.

Dengan pendekatan ini, kualitas deteksi meningkat dan skrining menjadi lebih personal serta efektif.

Baca juga: Ahli Temukan Metode Ilmiah untuk Redakan Patah Hati, Coba Cara Ini!

AI Clairity Breast dan Masa Depan Skrining Kanker Payudara

AI Clairity Breast dianggap sebagai salah satu inovasi medis paling menjanjikan dalam skrining kanker payudara. Teknologi ini memberi banyak keuntungan:

  • Prediksi risiko jauh sebelum kanker muncul.

  • Deteksi lebih akurat pada perempuan dengan jaringan tidak terlalu padat.

  • Analisis cepat hanya dalam hitungan detik.

  • Mengurangi pemeriksaan MRI yang tidak perlu.

  • Meningkatkan peluang menemukan kanker pada tahap sangat awal.

  • Mengoptimalkan program skrining nasional dengan pendekatan berbasis risiko.

Dengan kemampuan deteksi yang lebih akurat, teknologi ini berpotensi menekan angka kematian dan memberikan peluang penyembuhan yang lebih besar bagi perempuan berisiko tinggi.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(IR/ZA)

Share :