Foto: Kompas Health
Teknologi.id - Sekelompok mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran (Unpad) membawa pulang predikat juara ketiga kategori Agrokompleks di ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah Tingkat Nasional 2020 di Universitas Brawijaya.
Baca Juga: Fitur SOS Apple Watch Selamatkan Pria Ini
Dalam acara ilmiah yang berlangsung sejak Mei hingga September lalu, tim mahasiswa tersebut mengemukakan gagasan mengenai plastik khusus yang ramah lingkungan (biodegradable) untuk membungkus jenazah pasien COVID-19.
Ide plastik itu digagas oleh Adira Rahmawaty, Muhammad Ilfadry Rifasta, dan Salsa Sagitasa. Bersama dosen pembimbing Aliya Nur Hasanah, mereka mencari formula baru agar plastik yang dibuat dari pati singkong tersebut bisa lebih kuat, tetapi tetap bisa terurai di tanah sehingga ramah lingkungan.
“Plastik pati singkong sekarang ini rata-rata rapuh dan mudah sobek,” tutur Adira seperti dikutip dari laman resmi Unpad, Kamis (15/10).
Protokol kesehatan di masa pandemi yang ketat mewajibkan jenazah pasien positif COVID-19 dibungkus plastik untuk mengantisipasi perpindahan virus pada orang lain. Namun, penggunaan plastik menimbulkan masalah baru, yaitu waktu penguraiannya yang sangat lama.
“Butuh waktu paling cepat 100 tahun,” tambahnya. Seiring bertambahnya jumlah pasien COVID-19 yang meninggal dunia, risiko pencemaran lingkungan pun kian meningkat.
Tinjauan dari sejumlah jurnal penelitian yang mereka jadikan referensi mengungkapkan bahwa plastik berbahan dasar pati singkong akan terurai dalam waktu 12 hari untuk ukuran 1 milimeter. Jika diasumsikan kebutuhan plastik untuk pembungkus jenazah berukuran 2 meter persegi, waktu penguraian plastiknya diperkirakan tuntas dalam enam bulan.
Menurut Adira, secara teori pembuatan plastik tersebut membutuhkan pencampuran bahan pati singkong sebanyak 12 gram dengan zat-zat tambahan yang dimodifikasi, seperti kitosan 6%, gliserol 45%, minyak kayu manis 10%, sorbitol 6%, dan aloevera 2%. Campuran tersebut kemudian dipanaskan dalam suhu tinggi sehingga tercampur dan menjadi cair.
Setelah mendidih, campuran bahan tadi dituangkan ke dalam cetakan dan dikeringkan dalam oven bersuhu kisaran 35-45 derajat Celsius selama 24 jam.
Baca Juga: Peneliti Cornell Kembangkan C-Face, Deteksi Wajah Bermasker
Selanjutnya bahan didinginkan oleh desikator dan dibiarkan hingga terbentuk film plastik. “Ini masih perlu penelitian lebih lanjut lagi karena kami mengerjakannya masih secara analisis literatur," pungkas Adira.
(rf)