Teknologi.id - Ilmu forensik DNA modern mampu menganalisis jejak genetik mikroskopis yang secara tidak sengaja ditinggalkan di TKP.
Bahkan, satu ketukan jari pada barang-barang seperti gagang pintu, kaca atau bahkan berjabat tangan dapat membantu mengidentifikasi tersangka kejahatan. Tetapi identifikasi yang akurat tergantung pada kualitas DNA yang bersumber di tempat kejadian. Selalu ada risiko dari bukti penting ini, sidik jari yang kotor adalah satu-satunya bukti yang tertinggal, atau bahkan lebih mengkhawatirkan, transfer sekunder bisa terjadi. Ini bisa mengakibatkan DNA orang yang tidak bersalah dipindahkan atau menempel di tempat yang tidak pernah mereka kunjungi. Sekarang Profesor Flinders University Adrian Linacre dan tim telah mengembangkan tes terbaru, yang dapat mengungkapkan jumlah DNA yang dipaparkan seseorang. Ini akan membantu menentukan apakah mereka benar-benar orang terakhir yang melakukan kontak dengan suatu barang. "Kami tahu bahwa beberapa orang memaparkan DNA mereka lebih banyak karena lebih banyak dari sel-sel mereka yang tertinggal," kata Profesor Linacre, Ketua Teknologi DNA Forensik di Universitas Flinders. [embed]