Siap Terpesona: Meteor Gemilang & Solstis Lengkapi Langit Desember 2025

Wildan Nur Alif Kurniawan . December 01, 2025

Foto:  Hammock Universe

Teknologi.id – Langit bulan Desember 2025 menawarkan perpisahan spektakuler untuk menutup kalender astronomi tahun ini. Para pengamat langit di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, akan dimanjakan dengan serangkaian fenomena langka dan memukau, mulai dari penampakan Supermoon terakhir tahun ini, hingga puncaknya, kehadiran "Raja Hujan Meteor" Geminid.

Dikutip dari jadwal astronomi global, bulan yang identik dengan suasana akhir tahun ini dipadati oleh enam peristiwa penting. Peristiwa-peristiwa ini menjanjikan pemandangan terbaik, terutama bagi mereka yang berburu keindahan di lokasi yang minim polusi cahaya.

Foto: VOI
Enam Fenomena Langit Paling Menarik di Desember 2025

1. Supermoon Penutup Tahun: The Cold Moon (4 Desember)

Fenomena langit Desember 2025 akan dibuka dengan kehadiran Supermoon pada tanggal 4 Desember. Peristiwa ini terjadi ketika Bulan Purnama bertepatan atau sangat dekat dengan perigee—titik orbit terdekat Bulan dengan Bumi. Hasilnya, Bulan akan tampak sedikit lebih besar dan lebih terang dari biasanya di langit malam.

Bulan purnama di awal Desember ini secara tradisional dikenal oleh suku-suku asli Amerika sebagai Cold Moon (Bulan Dingin) karena pada saat inilah suhu udara musim dingin mulai terasa di Belahan Bumi Utara, dan malam menjadi lebih panjang dan gelap. Fenomena ini juga sering disebut Long Nights Moon atau Moon Before Yule.

Peristiwa ini memiliki makna tersendiri karena ini adalah yang terakhir dari tiga supermoon yang terjadi sepanjang tahun 2025. Bagi para fotografer astronomi amatir, ini adalah kesempatan emas terakhir untuk mengabadikan pemandangan Bulan yang memukau dengan skala yang diperbesar.

2. Raja Hujan Meteor Geminid (13-14 Desember)

Puncak kegembiraan bagi para penggemar astronomi adalah kehadiran Hujan Meteor Geminid, yang secara luas dianggap sebagai "Raja Hujan Meteor" terbaik di langit tahunan. Meskipun berlangsung setiap tahun dari 7 hingga 17 Desember, puncaknya terjadi pada malam tanggal 13 dan pagi hari tanggal 14 Desember.

Keistimewaan Geminid adalah kemampuannya menghasilkan hingga 120 meteor berwarna-warni per jam pada saat puncaknya. Fenomena ini unik karena, tidak seperti kebanyakan hujan meteor lain yang berasal dari komet, Geminid berasal dari puing-puing yang ditinggalkan oleh asteroid yang dikenal sebagai 3200 Phaethon, yang ditemukan pada tahun 1982.

Meskipun Bulan kuartal kedua akan terbit dan berpotensi sedikit menghalangi pandangan terhadap meteor yang paling redup, jumlah meteor Geminid yang sangat banyak (tingkat Zenithal Hourly Rate—ZHR—yang tinggi) menjamin bahwa tontonan ini tetap akan menjadi suguhan yang mengesankan. Waktu pengamatan terbaik adalah dari lokasi yang gelap, jauh dari polusi cahaya kota, dan terutama setelah tengah malam, di mana meteor akan tampak memancar dari Rasi Bintang Gemini.

Baca juga: Zodiak dan Astronomi: Perbedaan dan Persamaan dalam Kajian Ilmu Pengetahuan

3. Merkurius pada Elongasi Barat Terbesar (7 Desember):

Planet Merkurius akan mencapai elongasi barat terbesarnya, berjarak sekitar 20,7 derajat dari Matahari. Ini adalah waktu terbaik bagi pengamat untuk menemukan Merkurius, karena ia akan berada pada titik tertingginya di atas cakrawala di langit timur, tepat sebelum Matahari terbit.

4. Titik Balik Matahari Desember (Solstice) (21 Desember):

Peristiwa ini terjadi pada tanggal 21 Desember. Secara astronomis, ini adalah momen ketika Kutub Selatan Bumi miring ke arah Matahari, yang mencapai posisi paling selatan di langit. Fenomena ini menandai hari pertama musim dingin (winter solstice) di Belahan Bumi Utara dan hari pertama musim panas (summer solstice) di Belahan Bumi Selatan.

5. Bulan Baru (New Moon) (20 Desember):

Pada tanggal ini, Bulan berada di sisi Bumi yang sama dengan Matahari dan tidak akan terlihat di langit malam. Kondisi tanpa cahaya Bulan ini adalah waktu yang sempurna bagi para astronom amatir untuk mengamati objek redup di angkasa, seperti galaksi dan gugus bintang, karena langit akan mencapai kegelapan maksimal.


6. Hujan Meteor Ursids (21-22 Desember):

Sebagai penutup, hujan meteor minor Ursids akan mencapai puncaknya. Hujan ini, yang berasal dari puing-puing Komet Tuttle, biasanya hanya menghasilkan sekitar 5-10 meteor per jam. Namun, karena bulan sabit tipis akan terbenam lebih awal, langit akan cukup gelap untuk memberikan pertunjukan yang bagus. Meteor akan tampak memancar dari Rasi Bintang Ursa Minor.


Baca juga: Ini Dia Beberapa Zodiak yang Cocok Jadi UI/UX Designer

Dengan jadwal yang padat ini, bulan Desember 2025 dipastikan menjadi bulan paling menarik bagi komunitas pengamat langit, menutup tahun dengan pertunjukan keindahan alam semesta yang menakjubkan.

Baca berita dan artikel lainnya di Google News

(WN/ZA)


Share :