Manusia Bikin Atmosfer Bumi Semakin Tipis

Muhammad Iqbal Mawardi . May 18, 2021

Foto: Wallpaper Better


Teknologi.id – Planet Bumi dilapisi oleh gas kompleks yang membentuk atmosfer. Lapisan tersebut melindungi dan memelihara semua kehidupan di planet ini. Namun sikap manusia yang tidak ramah lingkungan justru semakin menyusutkan seluruh lapisan tersebut.

Studi terbaru menjelaskan bahwa ketebalan stratosfer telah menyusut 400 meter sejak 1980. Meski penurunan ketebalan stratosfer sudah pernah dilaporkan sebelumnya, penelitian ini adalah pemeriksaan yang pertama kalinya dalam skala global.

"Mengejutkan. Ini membuktikan kita mengotak-atik atmosfer hingga 60 kilometer," ucap salah satu tim peneliti, fisikawan dari University of Vigo Earth Juan Añel.

Ia mengatakan meliputi langit sekitar 20 hingga 60 kilometer di atas kita, stratosfer menyelimuti lapisan atmosfer yang kita hirup (troposfer). Beberapa awan menjelajah setinggi ini dan sesekali ada burung. Stratosfer menahan lapisan ozon yang sangat penting yang telah rusak melalui emisi CFC.

Upaya global kolektif sejauh ini dapat dikatakan berhasil membendung penipisan ozon yang menyebabkan lubang ozon di atas Antartika. Tetapi, emisi gas rumah kaca Bumi telah mengubah seluruh stratosfer.

Baca juga: Kenaikan Konsentrasi CO2 di Atmosfer Tahun Ini

Petr Pisoft, seorang Fisikawan atmosfer dari Charl's University bersama rekannya menggunakan pengamatan satelit sejak 1980-an yang dikombinasikan dengan model iklim untuk menentukan bahwa kenaikan CO2 menyebabkan stratosfer berkontraksi.

"Kami menunjukkan bahwa kontraksi stratosfer bukan hanya respons terhadap pendinginan, karena perubahan pada tekanan tropopause dan stratopause pun berkontribusi," ungkap tim peneliti dalam makalah mereka.

Ozon dan oksigen molekuler di stratosfer menyerap sebagian besar radiasi ultraviolet dari Matahari, sehingga melindungi kita semua dari sinar Matahari yang paling berbahaya. Pada tahap ini, suhu udara meningkat dengan ketinggian (kebalikan dari troposfer di bawahnya), yang membuat lapisan gas ini stabil.

Pesawat bisa mundur di kondisi ini ketika cuaca menjadi buruk di wilayah bawah. Tetapi stabilitas ini juga berarti bahwa bahan kimia apa pun yang mencapai stratosfer cenderung bertahan.

Jika perubahan yang diprediksi membuahkan hasil, skalanya menjadi cukup besar untuk berpotensi memengaruhi satelit, GPS, dan komunikasi radio, Pisoft dan tim memperingatkan.

Ini juga dapat mengubah distribusi ketinggian molekul penyerap dan pemancar sehingga mengubah bagaimana stratosfer menyerap radiasi dan dinamika keseluruhannya. Namun, masih banyak yang harus dipecahkan sebelum kita dapat memahami jika dan bagaimana dampak ini akan terjadi.

Ini hanyalah penemuan terbaru dari dampak global yang mencengangkan dari krisis iklim terhadap Bumi. Penemuan lain baru-baru ini menunjukkan terjadinya redistribusi berat akibat pencairan gletser telah menggeser poros Bumi.

"Sungguh luar biasa bahwa kami masih menemukan aspek-aspek baru perubahan iklim setelah penelitian selama beberapa dekade," pungkas ilmuwan atmosfer University of Reading Paul Williams yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

(MIM)

Share :