Baca juga: Apa itu Cincin Saturnus? Mengapa Bisa Diprediksi Akan Segera Hilang?
Setelah sebelumnya informasi mengenai hilangnya cincin planet ini. Dikutip dari CNN Indonesia, dari hasil perhitungan data yang diberikan pesawat antariksa Cassini, serpihan es yang mengelilingi planet itu sedikit demi sedikit tertarik jatuh ke permukaan Saturnus. Sehingga, kemungkinan 100 juta tahun kemudian cincin ini tak lagi ada.
"Bintang Kematian di Film Star Wars"
Cassini pada dasarnya menimbang cincin, dan menemukan massa mereka menjadi 20 kali lebih kecil dari perkiraan sebelumnya. Sesuatu dengan berat 15.400.000.000.000.000.000.000 ton, atau sekitar dua perlima massa Mimas - bulan Saturnus yang terlihat seperti senjata "Bintang Kematian" di film Star Wars. Dengan mengamati kekuatan gravitasi yang menjaga cincin tetap mengorbit, para peneliti bisa memperkirakan massa cincin itu. Massanya diperkirakan 40 persen dari bulan Saturnus, Mimas. Mimas sendiri sangat kecil, 2000 kali lebih kecil dari Bulan. Sehingga peneliti menduga cincin Saturnus terdiri dari material yang relatif kecil, seperti dikutip dari situs NASA. Terungkapnya massa planet ini membuat peneliti bisa memperkirakan umur cincin itu. Sebelumnya, para peneliti berdebat apakah cincinnya terbuat dari debu es dan terbentuk ketika planet itu ada sekitar 4,5 miliar tahun lalu.
Baca juga: Ilmuwan Eropa Temukan Planet Penuh Batu Permata
Pendapat lain menyebut kalau umur cincin itu lebih muda. Dan terbentuk ketika gravitasi planet ini menangkap komet atau objek Sabut Kuiper dan menghancurkannya sehingga menjadi serpihan yang mengitari planet. "Tidak ada material berukuran masif yang tersembunyi di cincin," jelas Philip Nicholson, ilmuwan planet dari Cornell University dan salah satu penulis studi itu. "Cincin saturnus hampir semuanya murni dari es," jelasnya lagi.
Misi Cassini Selama 13 Tahun
Baca juga: Apa yang Terjadi Seandainya Bumi Memiliki Dua Bulan?
Awan di sekitar khatulistiwa Saturnus berputar empat persen lebih cepat dari awan yang berada di lapisan di kedalaman sekitar 9.600 kilometer. Peneliti menyebut hal ini bisa menjelaskan lebih jauh tentang interior Saturnus. "Lapisan dalam yang berputar ini adalah temuan yang mengejutkan dan membuka soal struktur dalam planet," jelas Linda Spilker, ilmuwan proyek Cassini, di Laboratorium Propulsion NASA. (ZS)