Foto: Hypebeast
Teknologi.id - WhatsApp baru-baru ini dituduh bisa membaca chat yang dikirimkan pengguna meski memiliki
fitur unggulan yaitu perlindungan
enkripsi end-to-end.
Hal ini diungkapkan dari laporan yang
diterbitkan oleh organisasi nirlaba ProPublica.
Dengan enkripsi end-to-end, pesan yang dikirimkan di WhatsApp hanya bisa
diakses oleh pengirim dan penerima.
WhatsApp dan orang lain di luar
percakapan tidak bisa melihat isi chat yang dikirim, dan hal ini juga selalu tertulis
di kolom atas chat.
Laporan ProPublica mengatakan bahwa Facebook dan WhatsApp bisa membaca isi
chat pengguna.
Mereka mengungkap WhatsApp
memiliki lebih dari 1.000 karyawan kontrak di Austin, Texas, Dublin dan
Singapura yang tugasnya memeriksa konten yang dilaporkan pengguna, dikutip dari
XDA Developer, Jumat (10/9/2021).
Director of Communications
WhatsApp Carl Woog mengakui bahwa WhatsApp memiliki tim karyawan kontrak yang
tugasnya meninjau pesan yang dilaporkan pengguna untuk mengidentifikasi dan
memblokir pelanggar yang parah.
Akan tetapi Woog tidak
menggunakan istilah 'moderator konten' untuk tim tersebut. WhatsApp memakai
software khusus Facebook yang menyaring jutaan pesan, foto dan video yang telah
dilaporkan oleh pengguna untuk kemudian diteruskan ke sistem kecerdasan buatan
(AI).
Selanjutnya, karyawan kontrak ini
yang kemudian memutuskan apakah konten itu melanggar aturan atau tidak.
Namun, konten WhatsApp dilindungi
enkripsi, sistem AI mereka tidak bisa secara otomatis memindai semua chat, foto
dan video seperti di Facebook dan Instagram yang tidak dienkripsi.
Jadi karyawan kontrak WhatsApp hanya bisa melihat konten yang telah
dilaporkan oleh pengguna.
Saat pengguna melaporkan sebuah
akun ke WhatsApp, mereka akan meneruskan chat yang diduga melanggar aturan dan
empat chat yang dikirimkan sebelumnya.
Ketentuan ini telah dijabarkan
WhatsApp di FAQ mereka tentang memblokir dan melaporkan kontak, tapi jumlah
chat yang dilaporkan tidak dijelaskan.
Menurut pandangan ProPublica,
sistem pelaporan dan moderasi ini telah melanggar privasi pengguna WhatsApp.
ProPublica juga mengungkap bahwa
lewat chat yang dilaporkan, sistem AI WhatsApp bisa mengumpulkan informasi tambahan.
Seperti nama dan foto profil grup
WhatsApp yang diikuti pengguna, nomor telepon, foto profil, pesan status, level
baterai ponsel, bahasa dan zona waktu, ID unik ponsel dan alamat IP, akun
Facebook serta Instagram terkait, dan lain-lain.
WhatsApp dan Facebook menganggap ada kesalahpahaman dalam laporan yang dibuat oleh ProPublica.
Baca juga: Telegram Ejek WhatsApp karena Rilis Fitur ini
Dalam keterangannya, WhatsApp
mengatakan saat pengguna memakai fitur Report, chat memang langsung diteruskan
ke Facebook.
Akan tetapi tidak ada privasi
yang dilanggar karena proses ini mirip seperti meneruskan pesan ke orang lain
dan pesan sudah tidak lagi dienkripsi.
Saat memakai fitur Report, akan
ada pesan baru antara pengguna dan moderator yang terlindungi dengan enkripsi
end-to-end.
Jadi moderator tetap hanya bisa
membaca pesan yang dilaporkan dan WhatsApp mengatakan mereka tidak bisa membaca
chat yang tidak dilaporkan.
"WhatsApp menyediakan cara
bagi orang-orang untuk melaporkan spam atau penyalahgunaan, yang mencakup
membagikan pesan terbaru di chat," kata juru bicara WhatsApp.
"Fitur ini penting untuk
mencegah penyalahgunaan terburuk di internet. Kami sangat tidak setuju dengan
gagasan bahwa menerima laporan yang dikirimkan pengguna kepada kami tidak
kompatibel dengan enkripsi end-to-end," ujarnya.
(fpk)