Teknologi.id – Meta dikabarkan sedang mengembangkan
fitur baru di WhatsApp yang memungkinkan pengguna mengirimkan pesan di Telegram
atau aplikasi berkirim pesan lain. Fitur tersebut akan dinamai “Third
Party Chat”.
Dalam situs resminya, Meta memberikan bocoran mengenai fitur terbarunya tersebut. Meta akan merancang alur pendaftaran yang mudah dipahami di mana pengguna bisa mempelajari fitur Third Party Chat dan mengaktifkannya. Ketika fitur tersebut telah dirilis, Meta mengatakan ingin memberikan pemberitahuan kepada pengguna WhatsApp mengenai fitur tersebut.
Baca Juga: Tiga Fitur Baru WhatsApp yang Bantu Pelaku Bisnis di Indonesia
Meta juga menyebut akan memberikan pilihan mengenai aplikasi
pihak ketiga apa yang ingin digunakan untuk menerima pesan dan bagaimana
pengguna ingin mengelola kotak masuknya. Menurut Meta, sebagian pengguna ingin
memisahkan pesan dari aplikasi pihak ketiga dengan kotak masuk, tapi sebagian
lain mungkin juga ingin menggabungkannya. Maka dari itu, Meta bermaksud
menawarkan pilihan bagi pengguna WhatsApp.
Untuk mendukung fitur tersebut, Meta telah melengkapi WhatsApp dengan fitur-fitur dasar aplikasi berkirim pesan yang disesuaikan dengan peraturan Digital Markets Act (DMA). Meta dan WhatsApp juga berkomitmen untuk menyediakan fitur yang lengkap seperti reaksi, balasan langsung, pemberitahuan sedang mengetik, hingga tanda sudah dibaca. Selain itu, Meta berencana untuk menambahkan fitur membuat grup pada 2025 dan panggilan suara atau video pada 2027 yang tentunya akan disesuaikan dengan DMA.
Baca Juga: Meta Batalkan Proyek VR untuk Pasar Kelas Atas
Menurut Meta, berkirim pesan dengan aplikasi pihak ketiga
memiliki tantangan tersendiri terutama dalam menjaga keamanan dan privasi
pengguna. Maka dari itu, Meta berjanji akan bekerja sama dengan aplikasi pihak
ketiga dan melakukan pengujian untuk menjadikan fitur Third Party Chat dapat
berguna secara positif dan aman.
Akan tetapi, fitur Third Party Chat Meta ini hanya akan
tersedia bagi pengguna di Eropa. Fitur ini memang sengaja dikembangkan oleh
Meta dalam rangka mematuhi DMA Uni Eropa yang mengharuskan aplikasi berkirim
pesan untuk dapat berinteraksi atau bertukar data dengan aplikasi lain.
Meta menjadi salah satu perusahaan yang harus mematuhi DMA.
Selain Meta, Amazon, ByteDance, Apple, Microsoft, dan Alphabet milik Google
juga harus mematuhi DMA menurut Komisi Eropa. Tujuan diadakannya DMA adalah
untuk menjaga perusahaan digital gatekeeper (perusahaan yang mengatur,
menyaring, dan membatasi akses data) agar berlaku adil dan terbuka di pasar
digital. Selain itu, DMA juga mengharuskan perusahaan digital gatekeeper untuk
memperbolehkan pengguna menghapus aplikasi bawaan dan memperbolehkan pengguna
membeli aplikasi di platform alternatif.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(sap)