
Teknologi.id - Indonesia tidak miskin bahasa, buktinya, tercatat sebanyak 726 bahasa yang terdapat di Indonesia.
Hal ini tentunya membuktikan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan bahasa.
Namun, laporan terbaru dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menunjukkan bahwa bahasa daerah di Indonesia mengalami penyusutan dari waktu ke waktu.
Jika tidak segera dilakukan langkah konkret, banyak bahasa daerah yang berisiko punah.
Faktor Penyebab Menyusutnya Bahasa Daerah
Penelitian yang dilakukan BRIN menunjukkan beberapa faktor utama yang menyebabkan penyusutan bahasa daerah di Indonesia.
-
Pemekaran Wilayah
Pemekaran wilayah sering kali menyebabkan perpindahan penduduk dan percampuran budaya. Hal ini mendorong masyarakat untuk beradaptasi dengan bahasa mayoritas yang digunakan di wilayah baru sehingga bahasa daerah semakin terpinggirkan.
-
Migrasi Penduduk
Urbanisasi dan perpindahan penduduk dari desa ke kota mengakibatkan banyak masyarakat meninggalkan bahasa daerah mereka. Mereka lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa yang dominan di lingkungan barunya.
-
Dominasi Bahasa Mayoritas
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat cenderung menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi utama. Penggunaan bahasa daerah menjadi terbatas dalam lingkup keluarga dan komunitas kecil.
-
Stigma Sosial
Beberapa bahasa daerah mengalami stigma sosial yang menganggap bahwa penggunaan bahasa tersebut tidak modern atau kurang prestisius. Akibatnya, generasi muda enggan menggunakan bahasa daerah mereka.
-
Kurangnya Dokumentasi dan Revitalisasi
Banyak bahasa daerah yang tidak memiliki dokumentasi tertulis yang memadai sehingga sulit untuk diwariskan ke generasi berikutnya. Tanpa upaya konservasi, bahasa-bahasa ini bisa hilang dalam beberapa dekade mendatang.
Studi Kasus: Bahasa Duanu dan Banjar
- Bahasa Duanu di Riau mengalami kemunduran akibat kebijakan pemekaran wilayah yang memaksa komunitas suku laut ini beradaptasi dengan kehidupan di darat. Mereka lebih banyak menggunakan bahasa Melayu dan Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
- Peribahasa Banjar yang mengandung kearifan lokal semakin jarang digunakan oleh generasi muda, sehingga eksistensinya terancam hilang dalam beberapa dekade mendatang.
Dampak dari Hilangnya Bahasa Daerah
Hilangnya bahasa daerah bukan sekadar kehilangan alat komunikasi, tetapi juga kehilangan identitas budaya yang melekat pada masyarakat penuturnya.
Setiap bahasa membawa serta sejarah, kearifan lokal, dan cara pandang yang unik terhadap dunia.
Jika bahasa daerah punah, maka banyak aspek budaya, seperti cerita rakyat, peribahasa, dan tradisi lisan juga akan ikut menghilang.
Upaya Pelestarian Bahasa Daerah
Berbagai upaya telah dan terus dilakukan untuk menjaga eksistensi bahasa daerah di Indonesia. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil.
-
Revitalisasi Melalui Pendidikan
Pemerintah dapat mengintegrasikan bahasa daerah dalam kurikulum sekolah, terutama di daerah-daerah dengan populasi penutur bahasa daerah yang masih besar. Dengan begitu, anak-anak sejak dini terbiasa menggunakan bahasa daerah mereka. Revitalisasi bahasa juga dapat dilakukan dalam beberapa cara, seperti pemetaan bahasa, kajian vitalitas bahasa, konservasi, revitalisasi, dan registrasi.
-
Penggunaan Media Berbahasa Daerah
Pengembangan konten digital, seperti video, buku, dan aplikasi dalam bahasa daerah dapat membantu memperkenalkan bahasa tersebut kepada generasi muda. Platform media sosial juga bisa dimanfaatkan untuk menyebarkan konten berbahasa daerah.
-
Dokumentasi dan Penelitian Bahasa
Penelitian linguistik terhadap bahasa daerah harus terus dilakukan agar bahasa yang terancam punah dapat didokumentasikan dengan baik. Dokumentasi ini bisa berupa kamus, tata bahasa, atau rekaman audio dan video dari para penutur asli.
-
Kampanye Kesadaran Budaya
Kampanye yang mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga bahasa daerah sebagai warisan budaya dapat meningkatkan kesadaran dan kebanggaan terhadap bahasa daerah mereka.
-
Dukungan dari Pemerintah dan Komunitas
Pemerintah harus berperan aktif dalam menciptakan kebijakan yang mendukung pelestarian bahasa daerah, seperti program revitalisasi dan penghargaan bagi komunitas yang berhasil mempertahankan bahasa daerah mereka.
Baca juga: BRIN Akan Ubah Sampah Plastik Jadi Bahan Baku Industri dengan Teknologi Radiasi
Bahasa daerah merupakan bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang harus dilestarikan.
Jika tidak ada upaya nyata dalam menjaga dan mengembangkan bahasa daerah, maka kita akan kehilangan salah satu aspek penting dari identitas nasional.
Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, komunitas, dan masyarakat luas, untuk memastikan bahwa bahasa daerah tetap hidup dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Pelestarian bahasa daerah bukan hanya tanggung jawab penutur asli, tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(uzk)