Foto: Unsplash.com/Mojahid Mottakin
Teknologi.id - Dalam langkah untuk memajukan teknologi kecerdasan buatan (AI), terdapat tujuh perusahaan teknologi terkemuka yang bekerja sama dengan Presiden Amerika Serikat berkomitmen untuk mengelola risiko dari teknologi ini, termasuk menguji keamanan AI dan menyampaikan hasil pengujian kepada publik. Kesepakatan bersejarah ini diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat pada hari Jumat (21/07/2023).
Sebuah perusahaan yang mengembangkan teknologi ini, tentunya perlu memiliki tanggung jawab memastikan keamanan produknya. Melansir dari Kabartotabuan, bahwa Administrasi Biden telah mencapai kesepakatan dengan beberapa perusahaan teknologi terbesar di AS untuk mengelola risiko yang diakibatkan oleh kecerdasan buatan. Namun, perjanjian tersebut tidak secara langsung membahas cara melatih sistem AI, yang merupakan masalah penting karena beberapa perusahaan AI menghadapi tuntutan hukum atas dugaan pelanggaran hak cipta.
Kemudian, kegembiraan tentang AI mencapai puncaknya ketika OpenAI memperkenalkan ChatGPT, sistem AI yang dapat menjawab pertanyaan penggunanya dengan kefasihan mirip manusia. Namun, dengan pesatnya perkembangan AI juga telah menimbulkan kekhawatiran tentang potensi dampak negatif di masa depan. Beberapa ahli bahkan menyamakan dampak AI dengan bahaya pandemi dan perang nuklir.
Baca juga: Open AI dan Perusahaan Teknologi Lainnya Akan Berikan Watermark pada Konten AI - Teknologi
Langkah ini Diambil sebagai Respon terhadap Sejumlah Peringatan mengenai Kemampuan Teknologi Kecerdasan Buatan (AI)
Untuk memastikan bahwa pengembangan AI ini bertanggung jawab dan mencegah konsekuensi yang merugikan. Pemerintah AS dan perusahaan teknologi telah merumuskan kesepakatan ini dengan hati-hati dan cermat. Joe Biden juga menegaskan bahwa komitmen ini merupakan langkah yang menjanjikan, tetapi masih memerlukan kerja sama kolektif, seperti yang dikutip dari Reuters.
Presiden AS itu juga menyatakan bahwa "Komitmen ini, yang telah dipilih oleh perusahaan untuk segera dilakukan, menggarisbawahi tiga prinsip yang harus menjadi dasar bagi masa depan AI – keselamatan, keamanan, dan kepercayaan – dan menandai langkah penting menuju pengembangan AI yang bertanggung jawab." seperti dilansir dari situs Whitehouse.gov.
Salah satu fokus utama dari kesepakatan ini adalah untuk memprioritaskan keamanan dalam pengembangan AI. Beberapa perusahaan besar seperti Amazon, Anthropic, Google, Inflection, Meta (induk Facebbok, Instagram, WhatsApp), Microsoft, dan OpenAI (pengembang ChatGPT) telah sepakat untuk mematuhi aspek penting ini.
Selain itu, salah satu poin krusial lain dalam kesepakatan ini adalah persyaratan untuk memberi tanda watermark pada konten yang dihasilkan oleh AI agar mudah dikenali oleh semua orang. Langkah ini penting untuk membantu masyarakat membedakan antara konten yang dibuat oleh manusia dan konten yang dihasilkan oleh mesin.
Baca juga: Elon Musk Luncurkan Perusahaan AI Baru xAI, Mau Saingi OpenAI dan ChatGPT? - Teknologi
Isi Kesepakatan Bersama ini Mencakup Poin-Poin
Lebih lanjut, kesepakatan bersama ini berisikan beberapa poin penting yang telah disetujui oleh tujuh perusahaan teknologi dan pemerintahan AS. Seperti yang dilansir dari Whitehouse.gov, kesepakatan ini mencakup:
Memastikan Produk Aman Sebelum Memperkenalkannya ke Publik
- Perusahaan berkomitmen untuk pengujian keamanan internal dan eksternal dari sistem AI mereka sebelum dirilis.
- Perusahaan berkomitmen untuk berbagi informasi di seluruh industri dan dengan pemerintah, masyarakat sipil, dan akademisi tentang pengelolaan risiko AI.
Membangun Sistem yang Mengutamakan Keamanan
- Perusahaan berkomitmen untuk berinvestasi dalam keamanan siber dan perlindungan ancaman orang dalam untuk melindungi bobot model yang dimiliki dan belum dirilis.
- Perusahaan berkomitmen untuk memfasilitasi penemuan pihak ketiga dan pelaporan kerentanan dalam sistem AI mereka.
Mendapatkan Kepercayaan Publik
- Perusahaan berkomitmen untuk mengembangkan mekanisme teknis yang kuat untuk memastikan bahwa pengguna tahu kapan konten dihasilkan AI, seperti sistem watermarking.
- Perusahaan berkomitmen untuk melaporkan secara terbuka kemampuan, keterbatasan, dan area penggunaan sistem AI mereka yang sesuai dan tidak pantas.
- Perusahaan berkomitmen untuk memprioritaskan penelitian tentang risiko sosial yang dapat ditimbulkan oleh sistem AI, termasuk menghindari bias dan diskriminasi yang berbahaya, dan melindungi privasi.
- Perusahaan berkomitmen untuk mengembangkan dan menyebarkan sistem AI canggih untuk membantu mengatasi tantangan terbesar masyarakat.
Dengan adanya kesepakatan bersejarah ini, para raksasa teknologi dan pemerintah memiliki tujuan yang sama untuk mendorong perkembangan AI yang bertanggung jawab, transparan, dan aman. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa teknologi ini memberikan manfaat yang besar bagi umat manusia. Dengan bekerja sama, mereka yakin bahwa kolaborasi ini akan membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah dan penuh harapan, didukung oleh kemajuan AI.
Baca juga: Qiscus Bakal Kolaborasikan Omnichannel dan Teknologi AI di Indonesia - Teknologi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(raa)