Mengenal Algoritma, Fungsi dan Bahaya yang Mengintai

Fabian Pratama Kusumah . November 28, 2021

Foto: Horizons

Teknologi.id - Menurut laman BBC Bitesize, algoritma adalah sederet aturan, tata cara, dan panduan yang dapat digunakan untuk memecahkan sebuah masalah dalam sistem atau aplikasi.

Setiap kali mengoperasikan gadget, tanpa disadari pengguna mengoperasikan algoritma.

Mulai dari membuka kunci ponsel dengan wajah, memutuskan video apa yang dilihat di media sosial, hingga memperbarui rute Google Maps.

Algoritma tidak hanya ada di ponsel, namun digunakan hampir dalam semua jenis proses. Dari teknologi yang sederhana hingga yang rumit.

Algoritma yang digunakan oleh mesin pencari Google, mengacu pada proses internal yang digunakan Google untuk menentukan peringkat konten.

Hal ini untuk mempertimbangkan sejumlah faktor saat menentukan perangkat, seperti relevansi dan kualitas konten terhadap permintaan pencarian tertentu.

Namun cara kerja algoritma pencarian Google tak ada yang pernah tahu secara pasti dan detail. Algoritma Google merupakan rahasia bisnis yang dijaga ketat.

Mengungkapkan rahasianya dianggap akan sangat mengurangi nilai jual perusahaan. Media sosial juga menggunakan algoritma.

Bagaimana Instagram memilih konten yang tepat untukmu? Bagaimana Facebook menentukan apa yang ada di News Feed-mu? Algoritma adalah jawabannya.

Dilansir dari IdCloudHost, pada dasarnya fungsi utama dari algoritma adalah untuk memecahkan suatu masalah.

Suatu algoritma pemrograman membawa keuntungan serta fungsi penting dalam aktivitas pembuatan program.

Algoritma pemrograman juga mampu menyederhanakan program, dari program yang besar menjadi program yang lebih sederhana, sehingga penggunaannya lebih efektif dan efisien.

Baca juga: Mahfud MD: Awas, Big Data Indonesia Bisa Dikuasai oleh Asing

Namun algoritma juga mempunyai risiko misalnya saat menggunakan media sosial. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), mengungkapkan bahwa algoritma bisa menimbulkan dampak buruk berkat fitur Bubble atau gelombang fitur.

Filter Bubble merupakan penyaring informasi yang didapatkan pengguna saat menggunakan media sosial dan mesin pencari.

Filter ini dapat membuat orang terisolasi secara intelektual. "Informasi atau konten yang didapatkan seorang user akan terbatas pada konten sejenis yang disukainya akibat algoritma yang berlaku," jelas Kominfo melalui akun Twitter resminya.

Dengan begitu, ada kemungkinan orang yang suka melihat informasi hoaks akan terus terpapar hoaks melalui akun media sosial miliknya.

Untuk menghindari filter Bubble, Kominfo menyarankan agar pengguna mencari informasi lainnya yang diminati.

(fpk)

Share :