ai serangan jantung

Foto: beaconhospital.ie

Teknologi.id - Siapa yang tak kenal dengan kecerdasan buatan (AI)? Teknologi canggih ini tak hanya merambah ke industri teknologi informasi, tetapi juga telah menembus ke dalam dunia kesehatan, menghadirkan perubahan revolusioner dalam diagnosis dan pengobatan penyakit. Dan yang terbaru dari dunia medis adalah penggunaan AI dalam mendeteksi serangan jantung secara lebih cepat dan akurat dari sebelumnya!

BACA JUGA : Makin Canggih! AI ini Bisa Bantu Tim Medis untuk Deteksi Penyakit Kanker Kulit.

Inilah yang terungkap dari penelitian terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di University of Edinburgh, didanai oleh berbagai institusi ternama termasuk National Institute for Health and Care Research. Mereka telah mengembangkan sebuah algoritma cerdas yang disebut CoDE-ACS, dan hasilnya sungguh mengagumkan! Algoritma ini telah diuji pada lebih dari 10.000 pasien di enam negara, dan ternyata mampu mengesampingkan kemungkinan serangan jantung dengan lebih dari dua kali lipat dibandingkan metode tes saat ini, dengan tingkat akurasi mencapai 99,6%!

Apa artinya ini? Nah, hal ini bisa memangkas jumlah pasien yang harus dirawat di Departemen Darurat yang penuh sesak. Bayangkan saja, dengan kemampuan untuk mendiagnosis serangan jantung dengan lebih cepat dan tepat, jumlah rawat inap di rumah sakit bisa berkurang drastis, dan yang lebih penting lagi, kesempatan untuk menyelamatkan nyawa pasien semakin besar.

Selain itu, CoDE-ACS juga terbukti sangat efektif dalam mengurangi ketidaksetaraan dalam diagnosis. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, dan kondisi kesehatan prasisting, algoritma ini memastikan bahwa setiap individu mendapatkan diagnosis yang adil dan akurat, tanpa diskriminasi.

Dibalik keberhasilan algoritma ini tentu ada tim peneliti hebat yang berada di garis depan. Dipimpin oleh Profesor Nicholas Mills, BHF Professor of Cardiology di Centre for Cardiovascular Science, University of Edinburgh, mereka telah membuka pintu menuju masa depan diagnostik serangan jantung. Profesor Mills mengungkapkan bahwa dengan menerapkan data dan kecerdasan buatan dalam mendukung keputusan klinis, mereka telah membuka peluang besar untuk meningkatkan perawatan pasien, terutama di Departemen Darurat yang sering kali menjadi pintu masuk pertama bagi pasien dengan gejala serangan jantung.

Namun, revolusi di dunia kesehatan tidak berhenti di situ! Sebuah penelitian lain, yang didukung oleh British Heart Foundation, telah mengungkapkan teknologi AI lain yang luar biasa. Kali ini, AI digunakan untuk memprediksi risiko serangan jantung fatal dalam 10 tahun ke depan, berdasarkan hasil CT scan jantung. Ini adalah terobosan besar, mengingat bahwa sebagian besar CT scan jantung saat ini hanya fokus pada penyempitan arteri, tanpa memperhatikan risiko peradangan yang juga berperan penting dalam serangan jantung.

Baca juga: Terbaru! OpenAI Bisa Kloning Suara Hanya dengan Sampel Audio 15 Detik

Dipimpin oleh Profesor Charalambos Antoniades dan timnya di Radcliffe Department of Medicine, University of Oxford, penelitian ini menjanjikan perubahan besar dalam manajemen pasien dengan risiko kardiovaskular tinggi. Dengan memanfaatkan kecerdasan buatan, mereka mampu memberikan skor risiko yang akurat kepada klinisi, memungkinkan mereka untuk mengubah rencana perawatan pasien berdasarkan risiko yang teridentifikasi.

Tentu saja, terobosan ini tidak hanya membawa dampak positif bagi pasien, tetapi juga bagi sistem kesehatan secara keseluruhan. Dengan menerapkan teknologi AI dalam diagnosis dan manajemen penyakit, bukan hanya nyawa yang bisa diselamatkan, tetapi juga biaya perawatan yang bisa dikurangi.

Jadi, apa yang bisa kita simpulkan dari semua ini? Kecerdasan buatan bukan hanya mimpi di masa depan, tetapi sudah menjadi kenyataan dalam dunia kesehatan saat ini. Dengan terus mengembangkan teknologi ini, kita tidak hanya bisa memberikan perawatan yang lebih baik kepada pasien, tetapi juga membuka jalan menuju masa depan yang lebih sehat bagi semua orang!

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TH)

Share :