Hormon Baru Ditemukan di Tubuh Manusia, Bisa Pulihkan Tulang yang Patah

Zoyabelle Ratu Arbian . July 17, 2024

tubuh manusia

Foto : Pexels.com/Polina Tankilevitch

Teknologi.id -  Setelah sekian lama para peneliti di UCSF dan UC Davis akhirnya menemukan jawaban tentang bagaimana tulang wanita menyusui tetap kuat meski mereka kehilangan kalsium karena susu.

Pada tanggal 10 Juli melalui Nature, hasil penelitian yang mengungkapkan jawaban teka-teki tersebut dipublikasikan. Telah ditemukan sebuah hormon baru yang menjaga tulang wanita menyusui tetap kuat dan dapat membantu penyembuhan patah tulang dan osteoporosis pada area yang luas.

Para peneliti menunjukkan terdapat hormon pada tikus yang dikenal sebagai Maternal Brain Hormone (CCN3), dengan fungsi meningkatkan kepadatan dan kekuatan tulang.

Baca juga: Canggih! Tim Medis Gunakan Apple Vision Pro untuk Operasi


Laboratorium Ingraham sebelumnya menemukan bahwa hanya pada tikus betina, terjadi pemblokiran reseptor estrogen tertentu yang ditemukan di neuron tertentu di area kecil otak menyebabkan peningkatan massa tulang. Mereka menduga bahwa hormon dalam darah bertanggung jawab atas tulang yang sangat kuat, tetapi belum dapat menemukannya pada saat itu.

Dalam penelitian baru, Ingraham dan timnya mengidentifikasi CCN3 sebagai hormon pembentuk tulang yang penting, meskipun awalnya terkejut karena tidak sesuai dengan profil hormon neuron. Akan tetapi, keraguan tersebut hilang dengan ditemukannya hormon CCN3 pada tikus betina yang menyusui. Tanpa produksi hormon ini, tikus betina tersebut mulai kehilangan tulang secara cepat dan berat badan bayi mereka menurun. 

Hal ini menegaskan pentingnya hormon dalam menjaga kesehatan tulang selama menyusui. Berdasarkan penemuan ini, mereka kini menyebut CCN3 sebagai Maternal Brain Hormone (MBH).

Untuk menguji jawaban tersebut, para peneliti menciptakan patch hidrogel yang dapat digunakan langsung ke lokasi patah tulang, di mana ia akan melepaskan CCN3 secara perlahan selama dua minggu. Pada tikus tua, patah tulang biasanya tidak sembuh dengan baik. Namun, patch CCN3 memacu pembentukan tulang baru di lokasi patah tulang, sehingga berkontribusi pada penyembuhan.

Holly Ingraham, peneliti senior dan profesor farmakologi molekuler seluler di UCSF, menjelaskan bahwa keropos tulang tidak hanya terjadi pada wanita pascamenopause, tetapi juga pada penderita kanker payudara yang menggunakan obat penghambat hormon, atlet perempuan yang sangat terlatih, dan pria lanjut usia setelah patah tulang pinggul.

“Akan sangat menarik jika CCN3 bisa meningkatkan massa tulang dalam semua situasi ini,” ujar Ingraham dalam rilis berita UCSF.Baca berita dan artikel lainnya di : Google News

(zra)

Share :