Kontroversi Sakura School Simulator, Dampak Buruk Game dengan Unsur Pornografi

Muhammad Haris Aminan . September 10, 2024

Sakura School Simulator

Foto: detiklnet - detikcom



Teknologi.id - Populatiras Game sebagai salah satu platform hiburan tidak dapat lagi dibendung. Terlebih di era digital saat ini orang lebih mudah mengakses game di perangkat digital masing-masing, baik itu smartphone maupun laptop ataupun PC. Hal ini otomatis memudahkan setiap kalangan termasuk anak-anak untuk mengakses game apapun yang mereka inginkan. Situasi tersebut menjadi masalah tersendiri bagi orang tua mengingat banyaknya kontroversi terkait game sebagai media hiburan bagi anak. Ditemukan berbagai game yang dinilai tidak layak dikonsumsi oleh anak sebagaimana baru-baru ini publik dikejutkan dengan adanya game Sakura School Simulator.


Sakura School Simulator sendiri adalah game simulasi dengan konsep kehidupan anak sekolah di Jepang. Namun yang menjadi masalah adalah simulasi kehidupan yang ditampilkan dalam game ini sejatinya ditujukan untuk kalangan umur 18 tahun ke atas. Banyak orang tua khawatir mengingat game ini dapat menampilkan aktivitas dewasa seperti berciuman, mandi, ganti baju bahkan berhubungan badan. Selain itu, game ini juga menampilkan adegan kekerasan seperti memukul hingga membunuh orang lain. 


Maka wajar kekhawatiran muncul dari berbagai kalangan terhadap adanya game ini. Sebagaimana yang telah diketahui, anak-anak utamanya di usia Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Dasar (SD) sedang dalam masa aktif untuk belajar hal-hal baru. Mereka akan lebih mudah meniru apa yang mereka lihat ataupun dengar dari lingkungan sekitar. Namun ketika yang dilihat ataupun didengar oleh anak adalah gambaran buruk sebagaimana yang ditampilkan dalam game ini maka hal tersebut dapat berpengaruh negatif terhadap tumbuh kembang anak.


Orang tua dalam hal ini memiliki peran penting dalam mendampingi anak, namun terlebih dahulu perlu dipahami lebih lanjut dampak buruk dari game ini ataupun game dengan genre serupa. Berikut dampak buruk dari game dengan unsur dewasa terhadap anak,


Mempengaruhi Moral dan Emosional Anak

Aktivitas dewasa yang secara langsung ditampilkan oleh game Sakura School Simulator maupun yang serupa  dapat memberi contoh buruk bagi anak di usia pembelajaran mereka. Adegan dewasa seperti berciuman hingga berhubungan badan dapat menjadi pembenaran bagi anak untuk melakukan hal serupa tanpa memahami moral yang berlaku di dunia nyata. Hal ini menjadi masalah mengingat game tersebut tidak mengajarkan aspek moral dan dilain sisi orang tua mungkin juga belum mengajarkan hal tersebut terhadap anaknya.  Lebih lanjut adegan kekerasan yang ditampilkan juga berpotensi mempengaruhi kondisi emosional anak. Adegan kekerasan yang terus diulang melalui game rawan untuk diaplikasikan si anak di kehidupan nyata. 


Baca juga: Black Myth: Wukong, Game Populer Terbaru di Steam yang Tuai Kontroversi


Kecanduan Game yang Merusak Produktivitas dan  Aktivitas Sosial

Dalam konteks ini, game Sakura School Simulator sebagaimana game simulasi pada umumnya dapat mengeksplor banyak hal. Game ini memberi banyak kebebasan kepada pemainnya untuk melakukan berbagai hal yang diinginkan dan membuat jalan cerita mereka sendiri. Selain itu, tampilan animasi yang menarik  juga dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi anak. Hal ini berpotensi menimbulkan kecanduan pada anak mengingat mereka akan terus tertarik untuk mengeksplorasi game yang mereka mainkan hingga melupakan waktu. Dampaknya anak akan teralihkan dari aktivitas produktif seperti belajar, berolahraga ataupun membersihkan rumah. Selain itu, kecanduan yang ditimbulkan oleh game dapat mengalihkan anak dari pentingnya bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.


Menganggu Kesehatan Anak

Sebagaimana game pada umumnya, ketika anak telah dalam tahap kecanduan maka aspek kesehatan sering menjadi korban. Fokus berlebih pada game sering membuat anak lupa untuk makan tepat waktu. Lalu kecanduan juga membuat anak cenderung untuk begadang di malam hari sehingga waktu tidur dan beristirah juga turut terganggu. Dampaknya, efek seperti sakit mata, pusing bahkan demam sering dirasakan oleh anak yang sering kecanduan game. 


Maka penting bagi orang tua selalu hadir untuk mendampingi buah hati mereka. Terlebih game seperti Sakura School Simulator dapat diakses di smartphone android maupun IOS yang memudahkan anak untuk memainkannya dimanapun dan kapanpun tanpa pengawasan orang tua. Oleh sebab itu, penting bagi orang tua untuk secara rutin mengawasi aktivitas anaknya termasuk terlebih dahulu memilih game yang boleh maupun yang tidak boleh dimainkan oleh anaknya.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.

(mha)

Share :