Teknologi.id – Game yang dikembangkan oleh perusahaan gaming Cina, Game
Science, Black Myth: Wukong menjadi salah satu game yang populer di dunia meskipun baru saja diluncurkan. Sejak dirilis, game ini telah mengumpulkan 2,1 juta
pemain di platform Stream, 132.000 penonton di platform Twitch, dan terjual
lebih dari 4,5 juta copy.
Namun, game yang diadaptasi dari cerita rakyat populer Cina “Journey to the West” ini kini sedang mengalami kontroversi. Banyak pemain yang mengungkapkan kemarahannya setelah perusahaan pengembang Black Myth: Wukong mengungkapkan komentar seksis dan misoginis.
Selain itu, Game Science juga merilis daftar
topik yang perlu dihindari ketika melakukan siaran game termasuk feminisme,
fetisme, dan konten yang memicu wacana negatif. Lantas, Apa itu game Black
Myth: Wukong? Apakah bagus? Mengapa Sukses? Bagaimana kontroversinya? Simak penjelasannya
di bawah ini.
Baca Juga: Top 10 Laptop Gaming Terbaik Agustus 2024: Performa Maksimal untuk Para Gamer
Apa itu Black Myth: Wukong?
Black Myth: Wukong merupakan game action RPG yang
dirilis oleh Game Science pada 24 Agustus lalu. Game ini mengadaptasi dari
cerita rakyat Cina pada abad ke-16, Journey to the West di mana pemain akan
berperan sebagai Sun Wukong atau Raja Kera “Yang Ditakdirkan”. Nantinya, pemain
akan diajak untuk menjelajahi dunia Sun Wukong untuk mengambil enam relik dengan
bantuan karakter-karakter seperti pada cerita aslinya.
Cerita Journey to the West ini diambil dari mitologi Cina, ajaran konfusianisme, dan cerita rakyat Budha. Sebelumnya, cerita ini telah diangkat dalam berbagai film dan acara TV yang populer di kancah Internasional seperti Dragon Ball Z hingga The Forbidden Kingdom.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Game Open World Terbaik di HP Android
Black Myth: Wukong merupakan game denga kualitas AAA pertama yang diproduksi oleh Cina. Game ini memperoleh skor 81 di platform Metacritic dengan 70 ulasan kritis. Para pemberi ulasan sebagian besar memuji game ini yang diadaptasi dari cerita rakyat dan sistem kombo dalam game ini.
Akan tetapi, ada sebagian orang yang menganggap cerita dari game ini sulit diikuti jika tidak mengetahui cerita “Journey to the West”, desain level yang kurang mendalam, dan kesulitan game dinilai tidak merata.
Beberapa ulasan mengatakan kesulitan untuk mempertahankan kinerja game agar tetap stabil dan beberapa kendala bahasa yang tiba-tiba berubah dari Bahasa Inggris ke Bahasa Cina.
Kesuksesan Black Myth: Wukong
Black Myth: Wukong menjadi game yang sangat populer. Dalam
kurun waktu 24 jam, Black Myth: Wukong berhasil menempati urutan kedua sebagai
game yang paling banyak dimainkan di platform Steam. Game ini termasuk game
rilisan AAA pertama di Cina. Sebelumnya, industri video game Cina telah menuai
kesuksesan di tahun 2020 berkat game RPG Genshin Impact.
Black Myth: Wukong menjadi game inovasi terbaru Cina.
Apalagi dengan cerita dalam game yang mengadaptasi cerita rakyat populer Cina “Journey
to the West” yang sekaligus menjadi salah satu cerita yang paling dikenal di
Asia. Black Myht: Wukong juga mengadaptasi lokasi, tradisi, dan budaya nyata di
Cina sehingga menarik minat wisatawan.
Baca Juga: Aplikasi Game Legal India 2024: Panduan Mudah & Praktis
Menurut Niko Partners, perusahaan analisis pasar video game
Asia, menyebutkan bahwa Black Myth: Wukong secara tidak langsung telah memperkenalkan
mitologi, tradisi, budaya Cina di kancah Internasional.
Niko Partners, sebuah perusahaan yang meneliti dan menganalisis pasar video game dan konsumen di Asia, juga menunjukkan bahwa Black Myth "membantu menampilkan mitologi, tradisi, budaya, dan lokasi kehidupan nyata Tiongkok di Tiongkok kepada dunia". Selain itu, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Shanxi mengunggah video yang menampilakn lokasi dan tradisi nyata
Picu kontroversi
Game ini terlibat kontroversi karena perusahaan pengembang game
mengungkapkan komentar yang sifatnya seksis dan misoginis. Selain itu,
pengembang game ini juga merilis beberapa topik yang tidak boleh dibicarakan
selama melakukan streaming game ini. Topik-topik ini merupakan topik yang
dianggap dapat memicu wacana negatif seperti feminisme, fetisme, Covid-19,
kebijakan industri, politik, opini, berita, dsb. Larangan tersebut menuai respon
negatif di luar Cina. Beberapa konten kreator menolak untuk bermain game ini dengan
alasan pengembang game berniat untuk menyensor diskusi dan menghambat kebebasan
berbicara. Beberapa konten kreator lainnya secara langsung memilih untuk
menentang larangan tersebut.
Baca Berita dan Artikel lain di Google News.
(sap)
Tinggalkan Komentar