Foto: Metro Andalas
Teknologi.id - Transaksi digital di perbankan terus mengalami
peningkatan. Misalnya mobile banking
sampai internet banking.
Hal ini karena makin banyak
masyarakat yang sudah tertarik menggunakan teknologi di sektor keuangan.
Selain itu layanan digital ini
juga memberikan kemudahan dan efisiensi dalam bertransaksi. Presiden Direktur
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja, menyebutkan memang
pertumbuhan transaksi digital ini sangat menarik.
“Kalau dilihat ini kenaikannya
luar biasa, dibandingkan September tahun 2020 saja kenaikannya itu 89%
transaksinya tinggi sekali," jelas dia dalam konferensi pers.
Jahja mengungkapkan, saat ini
memang 88% transaksi nasabah sudah
digital. Tapi sisanya masih butuh ke cabang dan ke ATM karena memang uang tunai masih diperlukan.
Saat ini transaksi seperti cek
saldo di mesin ATM sudah berkurang drastis, karena kebanyakan sudah memeriksa
di aplikasi mobile banking.
Senada dengan BCA, Direktur
Treasury & International Banking Bank Mandiri, Panji Irawan mengatakan itu
terjadi di Bank Mandiri dan nasabah berpindah ke online.
"Tren menunjukkan behaviour
tak lagi menggunakan ATM, nasabah nyaman menggunakan aplikasi online,"
ujarnya.
Bank Indonesia (BI) mencatat, jumlah mesin anjungan tunai mandiri (ATM) secara nasional kian menurun.
Baca juga: 'Kiamat' Teller Bank Segera Terjadi, Sri Mulyani: Ini Penyebabnya
Dikutip dari Katadata, hingga
akhir kuartal IV-2020, jumlah mesin ATM sebesar 104,6 ribu unit atau berkurang
1,87% dibandingkan periode yang sama pada 2019.
Penurunan jumlah mesin ATM per
kuartal terbesar terjadi pada periode Juli-September 2019. Ketika itu, jumlah
ATM berkurang 1,47% dari 108,2 ribu unit menjadi 106,6 ribu unit.
Menurut Asosiasi Sistem
Pembayaran Indonesia (ASPI), salah satu penyebab penurunan jumlah mesin ATM
karena gaya hidup masyarakat makin
terdigitalisasi.
Kini, masyarakat mulai marak
menggunakan dompet digital dan transaksi melalui e-channel perbankan.
(fpk)