Militer China Semakin Berkembang Pesat, AS Khawatir

Teknologi.id . November 09, 2021


Foto: CNN Indonesia

Teknologi.id - Pertumbuhan pesat militer China terus berlangsung. Beijing telah mengembangkan rudal hipersonik berkemampuan nuklir dan tiruan kapal induk Amerika Serikat (AS).

Tak hanya itu, China secara besar-besaran memperluas angkatan bersenjatanya, membuat militer AS semakin khawatir. Ketika ketegangan meningkat di Laut China Selatan, citra satelit yang diambil Maxar Technologies pada Minggu menunjukkan China telah membangun tiruan kapal induk AS dan satu kapal perusak di tempat yang tampaknya merupakan lapangan tembak militer.

Pertumbuhan pesat dan peningkatan militer China telah menimbulkan kekhawatiran bahwa negara itu bersiap konfrontasi dengan Amerika.

"Kita menyaksikan salah satu pergeseran terbesar dalam kekuatan geo-strategis global yang telah disaksikan dunia," papar Ketua Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley, Rabu (3/11/2021), ketika berbicara tentang kemajuan militer China baru-baru ini pada diskusi forum keamanan yang disiarkan NBC News.

"Mereka jelas menantang kita secara regional dan aspirasi mereka adalah untuk menantang Amerika Serikat secara global," ujar dia.

Baca Juga: Ini 58 Ilmuwan Indonesia paling Berpengaruh Versi Stanford

Kemajuan China termasuk uji coba rudal hipersonik baru-baru ini, perluasan persenjataan nuklir, langkah-langkah di luar angkasa dan dunia maya, serta ancaman yang tampaknya setiap hari terhadap Taiwan.

Pentagon bulan ini mengeluarkan laporan tahunan kepada Kongres yang mengatakan China memperluas kekuatan nuklirnya jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan pejabat AS setahun lalu.

Selama diskusi forum, Milley menyebut, “Peluncuran itu sebagai indikasi gambaran yang jauh lebih luas tentang kemampuan militer sehubungan dengan China."

"Hari ini, (China) memiliki kemampuan di ruang angkasa dan dunia maya, darat, laut, udara, bawah laut, dan mereka jelas menantang kita secara regional.... Jadi, kita memiliki kasus di sini tentang satu negara yang menjadi sangat kuat, yang ingin merevisi tatanan internasional untuk keuntungan mereka. Itu akan menjadi tantangan nyata selama tahun-tahun mendatang. Dalam 10, 20 tahun ke depan. Itu akan sangat signifikan bagi Amerika Serikat," papar dia. 

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden telah menekankan dia "tidak berniat memulai Perang Dingin baru" dengan China setelah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres meminta kedua negara menghindari dinamika permusuhan yang bergejolak pada September. Biden lebih lanjut mengecam konflik militer dan menekankan pentingnya bekerja sama.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian sebelumnya telah membantah klaim kemampuan nuklirnya, setelah laporan uji coba rudal hipersonik berkemampuan nuklir awal tahun ini.

Dia bersikeras dengan mengatakan, “Itu adalah uji coba pesawat ruang angkasa rutin untuk mengurangi biaya pesawat ruang angkasa dan untuk menyediakan metode yang lebih nyaman bagi manusia untuk melakukan perjalanan ke dan dari luar angkasa."

(SA)

Share :