Jika Anda sering mengamati para analis, kata tokenomics tentu tidaklah asing, meski beberapa orang masih bertanya-tanya mengenai apa itu tokenomics.
Percaya atau tidak, tokenomics adalah salah satu bagian terpenting dari analisis fundamental suatu aset kripto. Sehingga, cara mempelajarinya adalah hal yang patut untuk diselami agar meningkatkan kemampuan analisis Anda sebagai investor.
Tokenomics dalam Dunia Kripto
Sebelum mengetahui apa itu tokenomics, tentu kita perlu memahami dasaran awal dari istilah ini di dunia kripto.
Sepanjang sejarah kripto saat ini, kita tentu sering melihat bagaimana sebuah aset kripto yang tidak pernah bergerak hebat tiba-tiba melesat dan harganya terapresiasi hingga ribuan persen hanya dalam hitungan bulan.
Atau, apa sih yang sebenarnya membuat aset kripto mampu bertahan dalam jangka panjang dalam daftar sepuluh besar kripto berdasarkan kapitalisasi pasar.
Tentu saja, menemukan jawaban dari beberapa fakta di atas sudah seperti semacam holy grail. Karena apa yang sesungguhnya ada di belakang semua peristiwa itu sangatlah dapat dibaca dan dipahami. Dan, istilah untuk semua hal ini biasa disebut dengan tokenomics.
Baca juga: Prediksi Harga Bitcoin: Bisa Menjadi US$10 Ribu pada Tahun 2023
Apa itu Tokenomics?
Dalam istilah dasar, tokenomics adalah gabungan dari dua kata, yakni ‘token’ dan ‘economics’.
Token dimaknai sebagai objek digital bernilai yang dapat dipertukarkan dengan objek digital bernilai lain, misalnya dengan uang digital lain.
Sementara, economics adalah hal-hal yang terkait dengan aspek ekonomi token yang dimaksud.
Aspek yang dibicarakan di sini adalah besaran penerbitan unitnya (pasokan maksimal), distribusi, tingkat dan potensi penggunaan di banyak bidang, transaksi, harga dan nilai pasar (valuasi), hingga soal adopsinya di masa depan.
Ini adalah dasaran fundamental dari sebuah kripto, yang jika diibaratkan dengan saham. Maka ini adalah informasi yang biasa digunakan para value investor untuk menanamkan uang mereka di sebuah saham.
Itu artinya, tokenomics bisa digunakan oleh para investor untuk menentukan seberapa layakkah suatu aset kripto untuk diinvestasikan terlebih dalam jangka panjang.
Aspek Utama Tokenomics
Secara umum, tokenomics memiliki dua aspek utama, yakni permintaan (demand) dan persediaan atau penawaran (supply).
Pada pembacaan ini, permintaan dan penawaran tidak hanya sekadar apa yang terlihat di buku pesanan transaksi pada suatu kripto. Tetapi melainkan pada prospek yang lebih mendalam.
Apa yang menjadi pegangan awal dari aspek utama ini adalah adanya persediaan yang terbatas dari sebuah aset kripto.
persediaan (supply) yang terbatas tentu akan menjamin tingkat kelangkaan dalam suatu kasus tertentu, yakni ketika permintaan (demand) meningkat seiring waktu.
Tentu saja, aspek permintaan akan sangat bergantung dari kinerja proyek di belakang aset kripto tersebut, yang akan menjadi perhatian utama bagi investor untuk memprediksi, apakah demand akan meningkat atau tidak di masa depan.
Misalkan, dengan mengikuti perkembangan terbaru dari pengembang suatu proyek, kita dapat mengetahui akan seberapa berharganya kripto di masa mendatang.
Sebagai contoh, saat pengembang Shiba Inu (SHIB) mengumumkan akan meluncurkan platform metaverse-nya sendiri. Investor melihat adanya demand di masa mendatang dan ini membuat harga melonjak.
Ada harapan yang dibangun dari pembaruan yang akan direalisasikan, sehingga investor berbondong-bondong untuk membeli sebelum SHIB benar-benar dibutuhkan saat proyek sudah diluncurkan.
Kunci untuk membaca kedua aspek ini adalah, selalu update mengenai pembaruan terkait proyek suatu kripto agar tidak ketinggalan “kereta”.
Baca juga: Fakta dan Mitos NFT, Kripto dan Blockchain
Faktor-Faktor Tokenomics
Selain kedua aspek di atas, faktor-faktor utama dalam memutuskan pembacaan untuk aspek utama tokenomics adalah sisi kegunaan, mutu, distribusi dan produksi dari suatu aset kripto.
Untuk sisi kegunaan dan mutu, kita biasanya perlu melihat jenis dari token yang ada, apakah itu token sekuritas (token yang mewakili kepemilikan proyek), token utilitas (sebagai hadiah atau imbalan), atau token tata kelola (pemegang hak atas keputusan dalam ekosistem proyek).
Dan untuk sisi distribusi, ini akan melingkupi porsi dan alokasi dari total token yang diterbitkan pengembang.
Penempatan porsi alokasi yang sesuai tentu akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap proyek yang dikerjakan sehingga ini bisa menjadi sinyal “sehat” bagi potensi kenaikan harga di masa mendatang.
Karena tokenomics biasalah lebih bersifat jangka panjang, investor perlu mengabaikan volatilitas harga aset kripto dalam jangka pendek. Itu agar mereka terhindar dari ketakutan jika harga justru masih bergerak lebih rendah setelah Anda membelinya.
Bagi investor, tokenomics adalah “alat” yang sangat perlu digunakan guna meningkatkan rasa percaya diri dalam menilai potensi dari suatu aset kripto. Sehingga, kita tidak asal-asalan lagi dalam menempatkan uang di sini.
The post Mengenal Tokenomics dan Cara Mempelajarinya appeared first on Tokocrypto News.