Teknologi.id - Obat anti virus corona (COVID-19) bikinan China selangkah lagi akan segera beredar untuk khalayak luas.
Diketahui, Negara Tirai Bambu tersebut saat ini sedang dalam proses mendapatkan persetujuan untuk obat COVID-19 pertamanya, obat kombinasi antibodi monoklonal netralisasi (neutralizing monoclonal antibodies), yang dikembangkan bersama oleh peneliti China dan AS.
Bahkan, menurut Kementerian Sains dan Teknologi China, jika proses persetujuan lancar tanpa kendala sebelum akhir tahun, kemungkinan obat COVID-19 tersebut bakal bisa segera diedarkan beberapa pekan lagi dari sekarang, setidaknya pada bulan Desember mendatang.
Temuan obat ini tentunya sangat penting sebagai salah satu jalan keluar dari pandemi COVID-19 yang sudah berlangsung hampir dua tahun ini, sekaligus sebagai penyokong vaksinasi yang terus digencarkan saat ini.
Baca juga: Cara Download Sertifikat Vaksin Covid-19 via WhatsApp
Sebagai informasi obat terapi kombinasi antibodi monoklonal netralisasi dikembangkan bersama oleh Tsinghua University, Third People's Hospital of Shenzhen, dan Brii Biosciences, sebuah perusahaan yang memiliki dua kantor pusat di China dan AS.
"Tubuh manusia menghasilkan sejumlah besar antibodi, tetapi tidak semuanya memiliki khasiat antivirus. Tujuan penelitian kami adalah untuk memilih yang terkuat yang dapat digunakan sebagai obat antibodi untuk mengobati pasien yang terinfeksi," kata Zhang Linqi, profesor di Fakultas Kedokteran di Universitas Tsinghua, dikutip dari Global Times.
Tao Lina, seorang ahli imunologi, mengatakan bahwa teori terapi berbasis antibodi monoklonal netralisasi adalah dengan menggunakan antibodi dalam obat-obatan untuk menetralkan virus.
Baca juga: Cara Untuk Mendapatkan Sertifikat Vaksin
Obat-obatan ini dapat digunakan untuk pengobatan COVID-19 ringan hingga sedang atau untuk pencegahan pasca terpapar. Brii Biosciences mengumumkan pada akhir Agustus bahwa terapi SARS-CoV-2 BRII-196/BRII-198 menunjukkan pengurangan yang signifikan secara statistik sebesar 78% untuk kasus rawat inap dan kematian dalam uji klinis fase III yang dilakukan di AS, Brasil, Afrika Selatan, Meksiko , Argentina dan Filipina.
Uji klinis fase III dipimpin oleh ahli pernapasan terkemuka China Zhong Nanshan dan dilakukan di Guangzhou dan Shenzhen, Provinsi Guangdong China Selatan, serta Nanjing dan Yangzhou, Provinsi Jiangsu China Timur, dan diklaim telah memberikan hasil yang bagus juga.
Obat ini juga telah digunakan di antara lebih dari 700 pasien di China yang terinfeksi varian Delta di Shenzhen, Ruili, Nanjing, Putian dan Heihe. Terapi ini juga disebut terbukti efektif melawan varian virus corona utama, termasuk varian Delta, Lambda dan MU.
(dwk)