Foto: Reuters
Teknologi.id - Microsoft merupakan
perusahaan multinasional yag berpusat di Amerika Serikat (AS). Tepatnya yaitu di
Redmond, Wahington, USA. Perusahaan tersebut juga bergerak di bidang
pengembangan, pembuatan, memberikan lisensi, dan medukung berbagai macam produk
serta jasa yang berkaitan dengan komputer. Salah satu produk dari microsoft
yang paling terkenal hingga saat ini adalah operasi sistem Windows. Hampir
semua perangkat komputer dan laptop menyediakan sistem tersebut di dalamnya.
Produk perangkat keras
andalannya adalah konsol video game Xbox dan jajaran komputer layar sentuh
Microsoft Surface. Pada 2016, Microsoft menjadi pembuat software terbesar di
dunia berdasarkan pendapatan.
Kata “Microsoft” adalah
penggabungan kata dari “microcomputer” dan “software”. Microsoft berada di
peringkat No. 30 dalam peringkat Fortune 500 pada 2018 dari
perusahaan-perusahaan terbesar di Amerika Serikat (AS) dengan total pendapatan
terbesar. Meskipun begitu Microsoft selalu berada di Belakang Apple dalam satu
dekade terakhir.
Kemerosotan Apple mulai
terlihat ketika banyak produk – produk terbarunya yang bermasalah, dan sistem
operasi iOS yang terlalu banyak bug, produk keluaran lamapun ikut berdampak,
dan Apple mulai tidak konsisten, kinerja software kian melamban. Banyak keluhan
dari para usernya, sehingga Apple sering mentanda tangani petisi, mengganti
rugi dan terlibat dalam banyak kasus denda.
Jumlah
Saham Microsoft
Mengutip dari CNBC dan juga Detik
disebutkan saham Microsoft pada bursa saham Amerika Serikat (AS) menyentuh US$
388,47 dengan kapitalisasi pasar mencapai US$ 2,89 triliun. Saham Microsoft
naik lebih dari 3% pada minggu ini. Saham
Apple turun lebih dari 3%, valuasinya nilai sahamnya hanya US$ 185,92 dengan
kapitalisasi pasar US$ 2,87 triliun. Kapitalisasi pasar adalah nilai total
seluruh saham perusahaan publik. Dengan kata lain, ini adalah nilai pasar
perusahaan.
Analis Redburn Atlantic
Equities James Cordwell menurunkan peringkat Apple menjadi netral dari beli
pada hari Rabu, (10/1/2024). Dia menyampaikan beberapa alasan.
"Sedikit ruang untuk
kenaikan selama beberapa tahun ke depan dalam pertumbuhan iPhone, dan kuartal Maret yang mengecewakan."
Apple mengatakan pada hari
Kamis bahwa mantan Wakil Presiden Al Gore akan pensiun dari dewan perusahaan
bulan depan setelah menjabat sebagai direktur sejak tahun 2003.
Apple telah menjadi
perusahaan publik paling bernilai selama lebih dari setahun, namun posisi
tersebut digeser oleh Saudi Aramco dan Microsoft dalam periode singkat. Misalnya,
perusahaan raksasa minyak Saudi Aramco dengan nilai valuasi di atas US$2
triliun, sementara Alphabet Inc., Amazon.com Inc., dan Nvidia Corp. bernilai di
atas $1 triliun.
Apple juga mengalami tiga penurunan nilai saham pada Januari 2024. Penurunan pertama dari bank Inggris Raya Barclays, menghapus kapitalisasi pasar lebih dari 100 miliar dollar AS (sekitar Rp 1.554 triliun) dalam satu hari.
Baca Juga : Gabung AS dan Inggris, Singapura Ikut Perangi Houthi di Timur Tengah
Microsoft
akan buat AI
Microsoft, mendapat
kepercayaan publik pada hari Kamis setelah mendiskusikan kemampuan kecerdasan
buatannya kepada pengembang di sebuah acara di San Francisco.
Kenaikan Microsoft ke puncak
terjadi setelah perusahaan tersebut mengalami tahun yang luar biasa berkat
keberhasilannya dalam pengembangan kecerdasan buatan generatif alias
airtificial intelligence (AI).
Analis Piper Sandler
mengatakan kepada kliennya dalam sebuah catatan bahwa mereka "terdorong
oleh momentum seputar produk AI paling matang." dan menyebutkan bahwa lalu
lintas situs web GitHub telah meningkat dari tahun ke tahun selama tiga bulan
berturut-turut.
Pada tahun 2023, CEO Microsoft Satya Nadella melakukan investasi bernilai miliaran dolar pada AI, termasuk mengkomersialkan, dan menambahkan alat AI seperti ChatGPT ke dalam rangkaian produknya.
Baca juga: Rahasia Kesuksesan Orang India di Puncak Perusahaan Teknologi Dunia
Dia bahkan memperkuat
hubungan Microsoft dengan pembuat ChatGPT, OpenAI yang menjadi pionir utama di
bidang kecerdasan buatan.
Sementara itu, Apple sedang
menghadapi serangkaian masalah. Penjualan iPhone melambat sebagian karena
adanya upaya pemerintah China untuk membatasi pembelian iPhone 15 series, Apple
Watch, dan iOS 17 mendapatkan penialain buruk oleh para reviewer sebagai iOS
terburuk salah satunya iamcherish Apple Pro, serta AppleWatch yang baru-baru
ini dilarang dijual di Amerika Serikat (AS).
Kebangkitan Huawei, dan
ekosistem HarmonyOS faktor lain yang terus menggerus pangsa pasar Apple.
Kendati demikian, Microsoft, dan Apple masih menjadi saham terbesar di S&P 500 sejauh ini, keduanya menyumbang sekitar 14% dari keseluruhan indeks. Hanya sedikit perusahaan lain yang mendekati ukuran mereka.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(aa)