Alami Krisis Keuangan, Bagaimana Nasib iFlix?

Alda Yuriska . June 16, 2020

Foto: techdaily.id

Teknologi.id - Usai dikabarkan ditinggal oleh dua pendirinya, kini Iflix lagi-lagi dikabarkan mengalami nasib kurang mengenakkan. Perusahaan penyedia layanan video streaming iFlix yang berkantor pusat di Malaysia ini kabarnya sedang mengalami krisis keuangan dan terancam tidak dapat membayar utang. Lalu bagaimana nasib iFlix kedepannya?

Dari kabar yang beredar ini, pihak iFlix menjawab bahwa pihaknya dikabarkan akan melego perusahaan ke calon pembeli potensial, beberapa di antaranya berasal dari China yang menurut rumor kesepakatan akuisisi ini ditargetkan tercapai pada akhir bulan ini. Pada awalnya, iFlix sempat dikabarkan bahwa pihaknya berniat melakukan IPO pada 2020. Namun, sepertinya hal tersebut urung dilakukan dan sebagai gantinya iFlix disnyalir berniat mengumpulkan dana tambahan sebesar 50 juta dollar AS dari investor existing.

Baca Juga: Aplikasi Mandiri Online di iPhone Kini Bisa Gunakan NFC

Selain itu, langkah lain yang telah diambil iFlix guna menyambung bisnisnya yakni mereka harus merumahkan sejumlah karyawannya demi efisiensi dan upaya untuk bertahan di tengah situasi ketidakpastian di tengah pandemi Corona. "Industri ini tidak kebal terhadap keadaan yang belum pernah terjadi sebelumnya," sebut pihak Iflix.

Saat ini, iFlix dikabarkan telah menjadikan Ryan Shaw dan John Zeckendorf dari Mandala Asset Solutions sebagai anggota dewan direksi. Mereka dinilai dapat membantu iFlix keluar dari krisis ini karena Mandala Asset Solutions sendiri adalah firma spesialis "distressed assets" yang mengacu pada aset yang akan dijual perusahaan karena kesulitan keuangan.

Krisis yang dialami iFlix ini jika ditimbang lebih lanjut bisa jadi merupakan buntut dari industri streaming yang membutuhkan banyak biaya besar. Kemungkinan lainnya, bisa jadi ini merupakan dampak dari ketatnya persaingan dunia layanan streaming yang saat ini sedang dirajai oleh Netflix yang masih jauh di atas soal jumlah pengguna ataupun pendanaan.

Baca Juga: PUBG Mobile Siap Gelar Turnamen PINC 2020, Total Hadiah Rp 550 Juta

Meskipun demikian, Iflix masih mencoba optimistis. "Kami tetap fokus mendorong bisnis agar impas di 2021 dan langkah-langkah tersebut adalah bagian dalam memastikan kami berada di jalur itu dan bisa menghadapi tantangan saat ini," cetus Iflix.

Salah satu dampak dari ketatnya persaingan layanan streaming dapat terlihat dari tumbangnya Hooq yang telah menutup layananannya secara permanen pada 30 April lalu. Hooq yang didirikan pada tahun 2015 ini mengakui tidak mampu bersaing di tengah ketatnya layanan streaming, meski mereka punya sekitar 80 juta pengguna. 

(Ay) 


Share :