Sumber : Finansialku.com
Tentang Dogecoin
CEO Triv, Gabriel Ray menyatakan bahwa transaksi dogecoin year on year saat ini naik hingga 500% secara pengguna. Dogecoin tiba-tiba menjadi booming karena kenaikan harganya yang fantastis. Namun, masih banyak orang yang tidak mengenal dogecoin.
Apa itu dogecoin? Dogecoin merupakan salah satu cryptocurrency. Nilai dogecoin yang sudah beredar hampir US$ 50 miliar atau sekitar Rp 726 triliun. Bahkan, dogecoin menjadi mata uang digital paling berharga nomor 5. Seperti cryptocurrency pada umumnya, dogecoin juga dapat dibeli dan dijual.
Namun menariknya, dogecoin ini bermula dari sebuah lelucon. Billy Markus membuat dogecoin pada 6 Desember 2013.
Billy Markus adalah seorang programmer IBM dari Portland, Oregon. Ia bersiap untuk membedakan crypto-nya dari bitcoin, dimana mereka ingin cryptonya terbuka untuk umum.
Dia mencari bantuan untuk mewujudkan mimpinya yang aneh tersebut. Akhirnya, Markus menemukan Jackson Palmer yang bekerja untuk Adobe (ADBE). Palmer membeli domain dogecoin.com yang mengacu pada meme “doge” di seluruh internet pada saat itu.
Pada dogecoin.com, maskotnya diberi judul “Dogecoin adalah mata uang digital peer-to-peer open source, disukai oleh Shiba Inus di seluruh dunia”.Walaupun dimulai dari lelucon, aset digital dogecoin sudah naik lebih dari 40% di bulan Mei 2021. Dogecoin tersebut sempat naik ke level harga US$ 0,72 atau setara dengan Rp 10.946.
Dilansir Indodax, hal tersebut terjadi sesudah memperoleh dukungan dari orang-orang terkenal, seperti Elon Musk (pendiri Tesla), rapper Snoop Dogg, dan bassist Kiss Gene Simmons.
Kenaikan harga dogecoin ini sudah lebih dari 14.000% jika dihitung dari awal tahun. Kapitalisasi pasar dogecoin sudah mencapai lebih dari US$ 84 miliar atau setara dengan output ekonomi tahunan Sri Lanka.
Ada beberapa trader awal dogecoin mungkin sudah menjadi jutawan. Salah satu trader anonim yang tidak ingin disebutkan namanya menyatakan bahwa sudah mengumpulkan kekayaan senilai lebih dari US$ 1 miliar.
[Baca Juga: Mengenal Oscar Darmawan, Peretas Jalan Industri Kripto Indonesia]
Risiko Dogecoin
Sebelum memiliki dogecoin, kamu perlu mengetahui risikonya. Berikut beberapa risiko dogecoin tersebut!
Stok Token Tidak Terbatas
Dogecoin tidak seperti bitcoin yang memiliki stok terbatas. Bitcoin hanya ada 21 juta keping. Sedangkan, dogecoin memiliki stok token yang tidak terbatas. Jadi, koin baru akan terus masuk ke pasar.
Hal tersebut terjadi karena pendiri dogecoin, Jackson Palmer memutuskan untuk menghapus pembatasan stok mata uang crypto tersebut, dimana awalnya hanya berjumlah 100 miliar koin.
Stok dogecoin yang tidak terbatas ini dapat menjadi masalah. Hal ini dikarenakan pasokan (supply) dan permintaan (demand) merupakan faktor fundamental yang menentukan persaingan pasar yang sehat atas nilai suatu aset.
[Baca Juga: Dogecoin Raih Rekor Harga Tertinggi Sepanjang Masa]
Jika suatu barang atau aset langka dan permintaan tinggi, maka harga barang tersebut cenderung akan mahal. Namun, jika jumlah aset banyak tapi permintaan sedikit, maka harganya akan cenderung rendah.
Dalam kasus dogecoin dapat dikatakan anomali. Hal ini dikarenakan permintaan dogecoin cenderung lebih tinggi daripada jumlah stok dogecoin yang masuk ke pasar.
Namun, jika akhirnya harga dogecoin cenderung stabil, maka pembeli dogecoin harus terus membeli koin yang ada. Tujuannya untuk membuat harga lebih tinggi. Karena tidak ada kelangkaan yang mendukung kenaikan harga dogecoin.
Jumlah Penerbitan Tinggi
Setelah pada poin pertama disebutkan stok token tidak terbatas, selanjutnya setiap penambang yang sukses menambang dogecoin akan menerima 10.000 dogecoin setiap menit.
Hal ini berarti setiap hari ada 14,4 juta dogecoin yang masuk ke sirkulasi pasar. Sedangkan dalam setahun ada sekitar 5,2 miliar dogecoin yang masuk ke pasar.
Hal tersebut berbeda dengan Bitcoin. Setiap penambang yang berhasil hanya akan diberikan 6,25 bitcoin setiap 10 menit.
Pengembangan Teknologinya Rendah
Pencipta dogecoin, Palmer memilih untuk berhenti mengembangkan teknologi mata uang dogecoin pada tahun 2015 lalu. Dengan begitu, saat ini pengembangan teknologi dogecoin tersebut dilakukan oleh komunitas sukarela.
Sayangnya, hanya sedikit perubahan yang dilakukan oleh komunitas sukarela tersebut dalam 6 tahun terakhir. Pembaruan terakhir rilis pada bulan November 2019 lalu, sebelum Dogecoin Core 1.14.3 meluncur pada Februari 2021.
Kepemilikan Terkonsentrasi
Hampir separuh dari keseluruhan dogecoin yang tersebar saat ini tertampung di beberapa wallet saja. Saat ini, ada 10 wallet yang diperkirakan memegang 44% dari keseluruhan dogecoin yang ada. Dengan wallet terbesar memegang sekitar 28%.
Hal ini menjadi risiko investasi dogecoin karena bisa saja salah satu dari dompet digital besar tersebut memutuskan untuk keluar dari pasar. Alhasil membuat harga dogecoin turun drastis.
Selain itu, orang-orang yang memiliki dogecoin terbesar tersebut juga mungkin untuk memanipulasi pasar dengan melakukan stop loss hunting, membentuk dinding transaksi, atau membentuk harga dengan jumlah dogecoin yang mereka miliki.
Walaupun demikian, dogecoin memiliki kinerja yang cukup baik jika dibandingkan dengan crypto lainnya.
[Baca Juga: Bukan Cuman Inggris, Negara-negara ini juga Melarang Transaksi Kripto Binance]
Hal Penting Sebelum Membeli Dogecoin
Jika kamu berminat memiliki dogecoin, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan dan pertimbangkan sebelum membeli dogecoin.
Melihat Apakah Kenaikan Nilai Instrumen Hanya Spekulasi Pasar
Telusuri lebih dulu apakah kenaikan nilai dogecoin hanya bubble atau bukan. Apa itu bubble?
Bubble merupakan nilai spekulaif. Jadi sebuah instrumen bisa saja memiliki nilai yang tinggi karena ada spekulasi di pasar. Padahal nilai instrinsik aset tersebut sangat rendah.
Jadi, sebelum membeli jangan berekspektasi bahwa harga akan selalu naik dan tidak pernah rugi. Mengingat dogecoin merupakan produk yang dianggap jauh lebih berharga selama 1 tahun terakhir, maka orang-orang akhirnya membeli dan memanfaatkan situasi tersebut untuk mendapatkan keuntungan.
Walaupun demikian, Anda tetap harus mempelajari ilmunya terlebih dahulu ya. Orang-orang yang membeli aset di harga tinggi biasanya karena percaya akan untung dan bisa keluar sebelum harganya jatuh lagi.
Padahal, kenyataannya saat sebagian besar investor individu memasuki investasi yang meningkat, sering kali sudah terlambat.
Hal tersebut dikatakan oleh seorang profesor keuangan di American University, Kent Baker mengutip CNBC pada 9 Mei 2021.
Jangan Hanya Ikut-Ikutan
Ketika membeli suatu aset atau instrumen, sebaiknya jangan hanya karena ikut-ikutan ya.
Misalnya, ingin memiliki suatu aset hanya karena melihat orang mampu membeli rumah dari mata uang crypto. Dengan begitu, kamu jadi ingin mencoba untuk mendapat kesuksesan yang sama.
Sering kali, khususnya pemula menjadi mangsa bias sosial dan mudah digiring untuk melakukan transaksi beli yang lebih besar.
Kenaikan Nilai Bisa Belum Tentu Nilai Sebenarnya
Anda tidak akan mengetahui kenaikan dogecoin yang merupakan nilai sebenarnya atau hanya nilai spekulatif.
Menurut seorang profesor ekonomi di sekolah Seni dan Sains Rutgers, Bruce Mizrach mengerti penilaian fundamental aset digital itu sangat sulit.
[Baca Juga: Hingga Mei 2021 Transaksi Aset Kripto di Indonesia Capai Rp370 triliun]
Cermat Sebelum Membeli Dogecoin
Setiap hal pasti ada risikonya, termasuk dogecoin. Dengan berbagai risiko dan hal-hal yang perlu dipertimbangkan sebelum membeli dogecoin, maka kamu disarankan untuk berpikir panjang untuk memulainya.
Jadi, sebaiknya, jangan membeli dogecoin, jika kamu tidak sanggup menanggung risiko apalagi mengalami kerugian besar.
Keuntungan yang tinggi disertai dengan risiko yang tinggi juga. Harga mata uang crypto yang sangat tidak stabil tersebut berarti memikili risiko yang tinggi. Anda bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan saat trading.
Mengal cryptocurrency termahal di Dunia, yuk simak dalam video berikut ini. Jangan lupa untuk subscribe Youtube Finansialku untuk update tips keuangan lainnya.
Sumber : Finansialku.com