Teknologi.id - Pertumbuhan perekonomian dunia digital di Indonesia dilihat dari gross merchandise value (GMV) atau nilai penjualan bruto akan menyentuh US$77 miliar atau sekitar Rp1.200 triliun per akhir 2022 ini.
Nilai yang menyentuh ribuan triliun tersebut merupakan pertumbuhan sebesar 22 persen year-on-year dibandingkan tahun 2021 lalu.
"Pertumbuhan GMV ekonomi digital Indonesia dapat menyentuh angka sekitar US$130 miliar atau sekitar Rp2.020 triliun pada 2025 dengan e-commerce sebagai pendorong utama," seperti yang dikutip dari laporan e-Conomy SEA 2022 oleh Google, Temasek, dan Bian & Company yang dilansir dari TechInAsia, Senin (31/10).
Kemudian dilihat dari sisi gross transaction value (GTV) atau nilai transaksi bruto, layanan keuangan digital Indonesia diperkirakan bertumbuh sebesar 13 persen yoy di tahun 2022, sehingga diproyeksikan mencapai US$266 miliar atau sekitar Rp4.140 triliun rupiah--kurs 1 USD setara dengan Rp15.575 dalam artikel ini.
Baca juga: Google Meet dan Zoom Umumkan Akan Saling Terhubung
Tiga tahun kemudian, Google memproyeksikan pertumbuhan nilai transaksi bruto dari layanan keuangan digital Indonesia mencapai US$421 miliar atau sekitar Rp6,560 triliun rupiah. Pertumbuhan tersebut merupakan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (compounded annual growth rate/CAGR) hingga 75 persen.
Laporan e-Conomy SEA juga mengungkapkan bahwa sektor digital Indonesia mendapatkan pendanaan mencapai Rp23,4 trilun per kuartal I di 2022.
Jika dihitung secara total negara-negara Asia Tenggara, nilai GMV ekonomi digital kawasan ini mencapai Rp5,140 triliun di tahun 2025 mendatang dengan kenaikan sebesar 20 persen CAGR.
Tingkat pertumbuhan pengguna internet di kawasan Asia Tenggara juga akan tumbuh menjadi 460 juta orang atau sebesar 4 persen year-on-year pada 2022 ini. Namun di sisi lain, angka pertumbuhan tersebut terbilang melambat jika dibandingkan periode 2020-2021 yang mencapai 10 persen, dan 2019-2020 yang bahkan menyentuh 11 persen.
(ai)