Teknologi.id - Jack Ma pulang ke China setelah berkeliling di beberapa negara termasuk Eropa, Jepang, Thailand, dan Australia. Alibaba, perusahaan e-commerce terbesar yang ia dirikan, dipecah menjadi enam unit bisnis yang berbeda.
Masing-masing unit bisnis baru akan diawasi oleh CEO dan dewan direksi sendiri. Lima dari grup bisnis baru ini memiliki fleksibilitas untuk mengumpulkan modal dari luar dan berpotensi mengadakan IPO sendiri.
Restrukturisasi besar-besaran ini terjadi setelah Ma terlihat di negara itu, dan Beijing juga mengisyaratkan bahwa tekanan terhadap industri internet mungkin akan berakhir.
Baca juga: Alibaba Kembangkan Chatbot Saingi ChatGPT, Investor Melonjak
Jack Ma menghilang dari publik sejak pemerintah China mulai menekan sektor teknologi sekitar 2 tahun yang lalu. Pada November 2020, Ant Group membatalkan rencana IPO senilai USD 37 miliar setelah pidato Ma mengkritik bank dan regulator keuangan China. Tahun berikutnya, Alibaba dihukum denda rekor oleh regulator antimonopoli China, yang menyebabkan saham Alibaba turun tajam.
Namun, situasi bisnis Alibaba kini tampaknya sudah lebih ramah di China. Pada saat yang sama, Alibaba memutuskan untuk merestrukturisasi bisnisnya menjadi enam unit bisnis terpisah, seperti Google yang direstrukturisasi menjadi Alphabet. Tujuannya adalah membangun perusahaan yang lebih fleksibel dan bernilai bagi investor.
Baca juga: Ren Xiaorong, Presenter Berita Virtual AI dari China yang Bisa Siaran 24 Jam
Keuntungan Perubahan Struktur Alibaba
Menurut CEO dan Chairman Alibaba Group, Daniel Zhang, perubahan struktur perusahaan ini akan memberikan keuntungan dalam hal kecepatan respons terhadap perubahan pasar serta meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan.
Alibaba akan terdiri dari enam unit bisnis terpisah, antara lain Cloud Intelligence Group, Taobao Tmall Commerce Group, Local Services Group, Cainiao Smart Logistics, Global Digital Commerce Group, dan Digital Media and Entertainment Group.
Kabar restrukturisasi ini disambut baik oleh investor, di mana saham Alibaba yang terdaftar di AS mengalami kenaikan lebih dari 10%. Hal ini menunjukkan bahwa investor optimis dengan perubahan tersebut dan berharap bisa memberikan nilai tambah bagi perusahaan di masa depan.
(dwk)
