Foto : New York Post
Teknologi.id - Transplantasi jantung babi menjadi
salah satu terobosan baru dalam dunia medis. Terobosan ini dilakukan oleh tim
University of Maryland Medical Centre (UMMC) Baltymore, yang telah
melakukan eksperimental pertama mereka pada 2022 lalu.
Operasi transplantasi jantung babi ini
menjadi pilihan pengobatan untuk orang yang mengalami gagal jantung stadium
akhir. Gagal jantung stadium akhir menandakan bahwa otot jantung gagal memompa
darah ke seluruh tubuh. Pasien dengan kondisi ini direkomendasikan menjalani
transplantasi jantung karena obat atau perawatan untuk penyakit jantung lainnya
tak lagi efektif.
Pasien Kedua di Dunia Transplantasi Jantung Babi
Foto : Universitas Maryland, Baltimore
Pada 20 September 2023 pasien berumur 58 tahun yang diketahui
bernama Lawrence Faucette, merupakan seorang penderita penyakit stadium akhir
yang membuatnya tidak bisa memenuhi syarat untuk mendapatkan transplantasi jantung
dari manusia.
Sehingga pada akhirnya Faucette ini melakukan operasi xenotransplantasi eksperimental yang melibatkan Jantung Babi sebagai jantung barunya. Operasi transplantasi jantung babi ke manusia ini merupakan yang kedua kalinya dilakukan di dunia dan dilakukan oleh Bartley Griffith dan tim ahli bedah dari UMMC.
Sempat bertahan hidup selama 6 minggu dan menjalani terapi
untuk bisa berjalan seperti sedia kala, Namun Faucette pada akhirnya
menghembuskan nafas terakhirnya pasca operasi pada 30 September.
Hal ini menjadi kasus meninggal dunia kedua dalam dunia medis pasca operasi Transplantasi Jantung Babi dan salah satunya disebabkan oleh cytomegalovirus.
Mengenal Cytomegalovirus
Setahun sebelumnya Tim Griffith sudah melakukan transplantasi
jantung babi pertama di dunia pada pasien yang bernama David Bennett, seseorang
yang menderita gagal jantung stadium akhir dan di vonis tidak dapat menjalani transplantasi operasi organ jantung manusia. Sehingga mengharuskan jantung babi
sebagai salah satu opsi yang harus dijalani.
David Benneth sempat di analisa dalam kondisi baik pasca operasi,
Namun pada akhirnya setelah di analisa lebih lanjut Bennett meninggal disebabkan
karena jantung babi yang di transplantasikan terinfeksi virus babi yang bernama
cytomegalovirus, yang berdampak buruk pada kesehatan pasien pasca operasi.
Cytomegalovirus selama ini diketahui merupakan virus herpes
yang menyebabkan infeksi pada kulit dan saraf. Begitu seekor hewan terinfeksi,
virus ini akan menyebabkan sistem imun yang biasanya menjaga virus ini tidak aktif.
Dampaknya pasien tidak memiliki kekebalan tubuh terhadap cytomegalovirus
sehingga membuka peluang virus reaktivasi dan menginfeksi jantung Bennett.
Jika pada akhirnya virus ini memang penyebab kematian
Bennett, transplantasi Jantung Babi (xenotransplantasi) pada masa yang akan
datang menjadi pekerjaan rumah bagi para ahli bedah untuk melakukan proses
penyaringan yang lebih baik agar memastikan organ hewan yang digunakan bebas
dari virus.
Xenotransplantasi Tetap Menjadi Harapan Di Masa Mendatang
Setelah Kasus pasien kedua yang meninggal pasca
operasi Transplantasi Jantung Babi, Profesor bedah dan direktur program ilmiah
dari program xenotransplantasi jantung di Fakultas Universitas Maryland yaitu
Muhammad Mohiuddin, menyatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan analisis
secara ekstensif untuk mengetahui dan mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
dicegah dalam transplantasi di masa depan.
Selain itu Profesor Mohiuddin juga mengapresiasi jasa Faucette dan David Benneth dalam kontribusi nya untuk kemajuan dalam bidang medis khususnya transplantasi organ hewan ke tubuh manusia. Mohiuddin mengucapkan terima kasih terhadap Faucette dan keluarga nya karena menjadi salah satu jalan bagi dunia medis kedepan nya untuk terus membuat terobosan dan kemajuan signifikan dalam bidang xenotransplantasi di dunia.
Baca juga: Dokter Sukses Transplantasi Jantung Babi ke Manusia, Pasien Sehat
Untuk diketahui, xenotransplantasi merupakan
suatu bentuk transfer sel, jaringan, dan organ dari hewan ke manusia
dan Ini merupakan bidang medis eksperimental yang berusaha mengatasi
kondisi kekurangan organ untuk operasi transplantasi.
Ini menjadi salah satu
pekerjaan rumah bagi para ahli bedah di bidang xenotransplantasi utamanya
jantung babi pada tubuh manusia, masih ada harapan bagi pasien yang dapat
bertahan hidup lebih lama untuk ke depannya. Baik Faucette atau pun Bennett,
mengambil langkah yang sangat berani untuk membuka jalan bagi ilmu pengetahuan
dalam bidang medis.
Dengan adanya perkembangan ini menunjukan potensi besar dalam mengatasi masalah penyakit khusus nya jantung yang serius. Semoga ke depannya dalam masa mendatang, terobosan inovasi medis ini akan terus berkembang dan bisa membantu lebih banyak orang di dunia yang membutuhkan transplantasi jantung untuk mendapatkan kesempatan hidup yang lebih lama.
Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News.
(nr)