Teknologi.id - Dunia transportasi dan teknologi dikejutkan dengan pengumuman bahwa Hyperloop One, perusahaan startup yang berupaya mengembangkan sistem kereta futuristik berbasis konsep hyperloop oleh Elon Musk, harus mengakhiri perjalanan ambisiusnya. Laporan dari Bloomberg menyebutkan bahwa perusahaan ini telah melakukan pemutusan hubungan kerja bagi sejumlah besar karyawan dan menjual aset-asetnya, termasuk fasilitas uji coba "loop" di Gurun Nevada.
Sejak awal, Hyperloop One berhasil mengumpulkan dana sebesar lebih dari USD 450 juta dengan tujuan membangun jaringan tabung vakum yang menggunakan tekanan udara untuk mendorong pod penumpang dan kargo dengan kecepatan luar biasa, yang diumumkan dapat mencapai 1.200 km per jam. Dengan klaim bahwa konsep ini dapat menjadi solusi transportasi masa depan yang lebih cepat daripada pesawat, Hyperloop One menjadi fokus perhatian dan harapan banyak pihak.
Target Peluncuran Meleset dari Prediksi Awal
Namun, optimisme tersebut kini harus meredup karena prediksi dari para eksekutif Hyperloop One pada tahun 2017, bahwa teknologi hyperloop akan beroperasi di seluruh dunia pada tahun 2020, terbukti tidak terwujud. Perusahaan ini menghadapi tantangan keuangan yang signifikan, dan laporan menyebutkan bahwa kantor pusatnya di Los Angeles akan ditutup dengan rencana penutupan total pada akhir tahun ini. Keputusan ini tentu merupakan pukulan berat terutama bagi para pendukung konsep hyperloop, termasuk Elon Musk.
Elon Musk, CEO Tesla dan salah satu tokoh terkemuka di industri teknologi, telah menjadi pendorong utama di balik ide hyperloop. Konsep tersebut, yang diumumkan oleh Musk sebagai solusi revolusioner untuk transportasi antarkota, memungkinkan perjalanan antara Los Angeles dan San Francisco dalam waktu hanya 30 menit. Selain mendirikan Boring Company untuk mencari alternatif metode transportasi, Musk juga telah terlibat dalam berbagai upaya untuk mengembangkan teknologi transportasi masa depan.
Baca juga: Merosotnya Tren Startup di Indonesia: 14 Perusahaan Besar Tutup di Tahun 2023!
Meskipun begitu, rencana Hyperloop One untuk membangun prototipe di bawah kota-kota besar seperti Chicago, New York, dan Washington DC, menghadapi berbagai kendala dan akhirnya gagal. Meskipun Elon Musk menyatakan komitmennya untuk terus mengembangkan hyperloop, prototipe awal yang dibuat di kantor pusat SpaceX di California bahkan diubah menjadi tempat parkir.
Konsep Hyperloop, yang menggunakan tabung vakum untuk memungkinkan pod mengambang dengan bantuan bantalan udara atau teknologi magnetis, telah diakui sebagai upaya mengubah paradigma transportasi. Meskipun begitu, tantangan finansial dan teknis yang signifikan telah membuat hyperloop sulit diimplementasikan dalam skala besar, dan harapan untuk revolusi transportasi tersebut tampaknya masih sulit untuk direalisasikan. Dengan penghentian operasional Hyperloop One, banyak yang menilai bahwa mungkin masih diperlukan waktu dan penelitian lebih lanjut untuk menjadikan hyperloop sebagai bagian integral dari masa depan transportasi global.