Teknologi.id - Tren mobil listrik (EV) yang semakin menguat di seluruh dunia membawa berbagai dampak, tidak hanya pada lingkungan tetapi juga pada industri otomotif dan pekerjanya.
Mantan CEO Toyota, Akio Toyoda, mengungkapkan keprihatinan bahwa perubahan ini dapat mengancam lebih dari 5,5 juta pekerjaan di Jepang yang terkait dengan industri otomotif.
Dalam
artikel ini, kita akan mengeksplorasi dampak dari tren mobil listrik terhadap
pekerja otomotif di Jepang dan mengapa mobil hybrid bisa menjadi solusi
sementara.
Mobil Listrik dan Ancaman Pekerjaan
Di Jepang, sekitar 5,5 juta orang bergantung pada industri
otomotif. Banyak di antara mereka yang telah lama bekerja dalam bidang ini,
terutama di sektor mesin. Akio Toyoda menyoroti bahwa jika kendaraan listrik
menjadi satu-satunya pilihan, pekerjaan para pekerja mesin, termasuk pemasok
otomotif, dapat hilang. Ini menjadi isu serius, mengingat peralihan menuju
mobil listrik yang lebih ramah lingkungan memerlukan perubahan besar dalam cara
produksi dan desain kendaraan.
Ketika industri otomotif beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil (ICE) ke kendaraan listrik, perubahan ini tidak hanya mempengaruhi cara mobil dibuat, tetapi juga struktur tenaga kerja. Mobil listrik memiliki lebih sedikit komponen dibandingkan mobil tradisional, yang berarti lebih sedikit pekerjaan yang dibutuhkan dalam proses perakitan.
Baca juga: TikTok PHK Ratusan Karyawan, Fokus Utama Beralih ke AI
Mobil Hybrid: Solusi Sementara
Sebagai respons terhadap tren mobil listrik, Toyota memilih
untuk lebih fokus pada pengembangan mobil hybrid. Mobil hybrid, yang
menggunakan kombinasi mesin berbahan bakar bensin dan tenaga listrik, dianggap
sebagai jalan tengah yang memungkinkan transisi menuju kendaraan lebih ramah
lingkungan tanpa menghilangkan banyak pekerjaan. Menurut Toyoda, mobil hybrid
dapat membantu mempertahankan pekerjaan di industri mesin mobil, memberikan
kesempatan bagi para pekerja untuk terus berkontribusi dalam proses produksi.
Di Indonesia, keputusan Toyota untuk lebih fokus pada mobil
hybrid terbukti sukses. Berbagai model mobil hybrid, seperti Innova Zenix HEV,
mendapatkan sambutan positif di pasar dan terjual ribuan unit. Saat ini, Toyota
telah menawarkan sembilan model mobil hybrid yang mencakup sedan, hatchback,
SUV, dan Multi-Purpose Vehicle (MPV), sementara mereka hanya menjual satu model
mobil listrik, yaitu All New BZ4X BEV.
Popularitas Mobil Hybrid di Indonesia
Ada beberapa alasan mengapa mobil hybrid lebih laku
dibandingkan mobil listrik di Indonesia. Pertama, infrastruktur untuk mobil
listrik di Indonesia masih belum memadai. Jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan
Listrik Umum (SPKU) masih sangat terbatas, terutama di luar kota besar. Hal ini
membuat banyak konsumen ragu untuk beralih ke mobil listrik, karena mereka
khawatir tentang ketersediaan pengisian daya saat berkendara.
Kedua, harga mobil listrik di Indonesia relatif lebih mahal
dibandingkan mobil hybrid dan mobil berbahan bakar fosil. Ini menjadikan mobil
hybrid sebagai pilihan yang lebih terjangkau bagi banyak konsumen. Mobil hybrid
menawarkan keuntungan dalam efisiensi bahan bakar tanpa harus mengeluarkan
biaya tinggi yang biasanya terkait dengan mobil listrik.
Ketiga, daya jangkau mobil listrik masih terbatas. Banyak konsumen lebih memilih mobil dengan mesin berbahan bakar bensin yang memberikan jarak tempuh lebih jauh tanpa harus khawatir tentang pengisian daya. Mobil hybrid, dengan kombinasi kedua sumber tenaga, memberikan solusi yang lebih fleksibel bagi para pengemudi.
Baca juga: Jepang Hadirkan Fugaku Next: Superkomputer Terkuat di Dunia
Risiko bagi Pekerja Otomotif
Peralihan ke mobil listrik juga memiliki dampak yang lebih
luas terhadap pekerja otomotif. Banyak pekerja yang terampil dalam perakitan
dan pemeliharaan mesin berbahan bakar fosil mungkin kesulitan untuk beradaptasi
dengan teknologi baru yang dihadirkan oleh kendaraan listrik. Ini dapat
menyebabkan ketidakpastian dan kekhawatiran di kalangan pekerja tentang masa
depan mereka.
Sebagai langkah antisipatif, penting bagi pemerintah dan
perusahaan otomotif untuk berinvestasi dalam pelatihan ulang dan pendidikan
bagi pekerja yang terpengaruh oleh perubahan ini. Dengan meningkatkan
keterampilan mereka, pekerja dapat lebih siap untuk beralih ke peran baru dalam
industri otomotif yang semakin berfokus pada teknologi ramah lingkungan.
Tren mobil listrik membawa tantangan besar bagi industri
otomotif, terutama di Jepang, di mana lebih dari 5,5 juta orang bergantung pada
sektor ini. Meskipun mobil listrik menawarkan manfaat lingkungan, transisi
menuju kendaraan listrik dapat mengancam pekerjaan banyak orang. Di sinilah
mobil hybrid memainkan peran penting, memberikan jembatan yang memungkinkan
pekerja otomotif untuk tetap terlibat dalam industri sambil beradaptasi dengan
perubahan.
Penting untuk memahami bahwa meskipun mobil listrik adalah
masa depan, pendekatan yang lebih seimbang, seperti pengembangan mobil hybrid,
dapat membantu meminimalkan dampak negatif pada tenaga kerja. Dengan dukungan
yang tepat dan inovasi dalam infrastruktur, industri otomotif dapat beralih ke
kendaraan ramah lingkungan tanpa mengorbankan jutaan pekerjaan yang sangat
berharga.
Baca juga berita dan artikel lain di Google News
(emh)