Dampak Mobil Listrik: 5,5 Juta Pekerja Otomotif Jepang Terancam Kehilangan Pekerjaan

Elysa Magrisia Herdiani . October 15, 2024

Dampak Mobil Listrik

Teknologi.id - Tren mobil listrik (EV) yang semakin menguat di seluruh dunia membawa berbagai dampak, tidak hanya pada lingkungan tetapi juga pada industri otomotif dan pekerjanya.

Mantan CEO Toyota, Akio Toyoda, mengungkapkan keprihatinan bahwa perubahan ini dapat mengancam lebih dari 5,5 juta pekerjaan di Jepang yang terkait dengan industri otomotif.

Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi dampak dari tren mobil listrik terhadap pekerja otomotif di Jepang dan mengapa mobil hybrid bisa menjadi solusi sementara.

Mobil Listrik dan Ancaman Pekerjaan

Di Jepang, sekitar 5,5 juta orang bergantung pada industri otomotif. Banyak di antara mereka yang telah lama bekerja dalam bidang ini, terutama di sektor mesin. Akio Toyoda menyoroti bahwa jika kendaraan listrik menjadi satu-satunya pilihan, pekerjaan para pekerja mesin, termasuk pemasok otomotif, dapat hilang. Ini menjadi isu serius, mengingat peralihan menuju mobil listrik yang lebih ramah lingkungan memerlukan perubahan besar dalam cara produksi dan desain kendaraan.

Ketika industri otomotif beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil (ICE) ke kendaraan listrik, perubahan ini tidak hanya mempengaruhi cara mobil dibuat, tetapi juga struktur tenaga kerja. Mobil listrik memiliki lebih sedikit komponen dibandingkan mobil tradisional, yang berarti lebih sedikit pekerjaan yang dibutuhkan dalam proses perakitan.

Baca juga: TikTok PHK Ratusan Karyawan, Fokus Utama Beralih ke AI

Mobil Hybrid: Solusi Sementara

Sebagai respons terhadap tren mobil listrik, Toyota memilih untuk lebih fokus pada pengembangan mobil hybrid. Mobil hybrid, yang menggunakan kombinasi mesin berbahan bakar bensin dan tenaga listrik, dianggap sebagai jalan tengah yang memungkinkan transisi menuju kendaraan lebih ramah lingkungan tanpa menghilangkan banyak pekerjaan. Menurut Toyoda, mobil hybrid dapat membantu mempertahankan pekerjaan di industri mesin mobil, memberikan kesempatan bagi para pekerja untuk terus berkontribusi dalam proses produksi.

Di Indonesia, keputusan Toyota untuk lebih fokus pada mobil hybrid terbukti sukses. Berbagai model mobil hybrid, seperti Innova Zenix HEV, mendapatkan sambutan positif di pasar dan terjual ribuan unit. Saat ini, Toyota telah menawarkan sembilan model mobil hybrid yang mencakup sedan, hatchback, SUV, dan Multi-Purpose Vehicle (MPV), sementara mereka hanya menjual satu model mobil listrik, yaitu All New BZ4X BEV.

Popularitas Mobil Hybrid di Indonesia

Ada beberapa alasan mengapa mobil hybrid lebih laku dibandingkan mobil listrik di Indonesia. Pertama, infrastruktur untuk mobil listrik di Indonesia masih belum memadai. Jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKU) masih sangat terbatas, terutama di luar kota besar. Hal ini membuat banyak konsumen ragu untuk beralih ke mobil listrik, karena mereka khawatir tentang ketersediaan pengisian daya saat berkendara.

Kedua, harga mobil listrik di Indonesia relatif lebih mahal dibandingkan mobil hybrid dan mobil berbahan bakar fosil. Ini menjadikan mobil hybrid sebagai pilihan yang lebih terjangkau bagi banyak konsumen. Mobil hybrid menawarkan keuntungan dalam efisiensi bahan bakar tanpa harus mengeluarkan biaya tinggi yang biasanya terkait dengan mobil listrik.

Ketiga, daya jangkau mobil listrik masih terbatas. Banyak konsumen lebih memilih mobil dengan mesin berbahan bakar bensin yang memberikan jarak tempuh lebih jauh tanpa harus khawatir tentang pengisian daya. Mobil hybrid, dengan kombinasi kedua sumber tenaga, memberikan solusi yang lebih fleksibel bagi para pengemudi.

Baca juga: Jepang Hadirkan Fugaku Next: Superkomputer Terkuat di Dunia

Risiko bagi Pekerja Otomotif

Peralihan ke mobil listrik juga memiliki dampak yang lebih luas terhadap pekerja otomotif. Banyak pekerja yang terampil dalam perakitan dan pemeliharaan mesin berbahan bakar fosil mungkin kesulitan untuk beradaptasi dengan teknologi baru yang dihadirkan oleh kendaraan listrik. Ini dapat menyebabkan ketidakpastian dan kekhawatiran di kalangan pekerja tentang masa depan mereka.

Sebagai langkah antisipatif, penting bagi pemerintah dan perusahaan otomotif untuk berinvestasi dalam pelatihan ulang dan pendidikan bagi pekerja yang terpengaruh oleh perubahan ini. Dengan meningkatkan keterampilan mereka, pekerja dapat lebih siap untuk beralih ke peran baru dalam industri otomotif yang semakin berfokus pada teknologi ramah lingkungan.

Tren mobil listrik membawa tantangan besar bagi industri otomotif, terutama di Jepang, di mana lebih dari 5,5 juta orang bergantung pada sektor ini. Meskipun mobil listrik menawarkan manfaat lingkungan, transisi menuju kendaraan listrik dapat mengancam pekerjaan banyak orang. Di sinilah mobil hybrid memainkan peran penting, memberikan jembatan yang memungkinkan pekerja otomotif untuk tetap terlibat dalam industri sambil beradaptasi dengan perubahan.

Penting untuk memahami bahwa meskipun mobil listrik adalah masa depan, pendekatan yang lebih seimbang, seperti pengembangan mobil hybrid, dapat membantu meminimalkan dampak negatif pada tenaga kerja. Dengan dukungan yang tepat dan inovasi dalam infrastruktur, industri otomotif dapat beralih ke kendaraan ramah lingkungan tanpa mengorbankan jutaan pekerjaan yang sangat berharga.

Baca juga berita dan artikel lain di Google News

(emh)

author0
teknologi id bookmark icon

Tinggalkan Komentar

0 Komentar