Wanita Dituduh Mencuri karena Kesalahan Sistem Pengenalan Wajah

THOYYIB HASONANGAN. S . June 09, 2024

Image by Matthew Horwood/Getty

Teknologi.id - Bayangkan situasi di mana Anda sedang asyik berbelanja, menikmati hari, tiba-tiba seorang penjaga keamanan mendekat dan menuduh Anda sebagai pencuri. Terasa seperti adegan dalam film thriller, bukan? Namun, bagi seorang wanita malang di sebuah toko Home Bargains, ini adalah kenyataan yang mengerikan, akibat kesalahan identifikasi oleh teknologi pengenalan wajah.

BACA JUGA : Korsel Uji Mesin AI yang Mendeteksi Wajah Untuk Melacak COVID 19

Ceritanya, wanita ini, sebut saja namanya Sara, sedang berbelanja dengan tenang ketika tiba-tiba dia disergap oleh seorang karyawan toko yang menuduhnya sebagai pencuri. Tasnya diperiksa, dia diusir dari toko, dan mengalami penghinaan yang mendalam. Seluruh pengalaman itu membuatnya menangis sepanjang perjalanan pulang, khawatir bahwa reputasinya telah hancur tanpa alasan yang jelas.

Ironisnya, Home Bargains bukan satu-satunya yang mengandalkan teknologi ini. Toko-toko di seluruh Inggris seperti Sports Direct, Budgens, dan Costcutter juga menggunakan sistem pengenalan wajah. Masalahnya, teknologi ini jauh dari sempurna dan sering kali membuat kesalahan fatal.


Ambil contoh Metropolitan Police di London, yang telah menggunakan teknologi pengenalan wajah sejak 2016. Meskipun teknologi ini telah membantu menangkap sejumlah penjahat, kesalahan identifikasi terhadap orang-orang tak bersalah seperti Shaun Thompson menunjukkan kelemahan besar. Shaun, yang tidak bersalah, ditangkap di dekat London Bridge, diinterogasi selama 20 menit, dan akhirnya dibebaskan setelah memberikan sidik jarinya.

Bagaimana sebenarnya teknologi pengenalan wajah ini bekerja? Sistem ini memindai wajah seseorang, melakukan perhitungan matematis untuk memetakan fitur-fitur wajah, dan kemudian membandingkannya dengan database untuk menemukan kecocokan. Masalahnya, pemindaian ini sering dilakukan tanpa sepengetahuan atau persetujuan orang yang bersangkutan.

Silkie Carlo dari Big Brother Watch menyebut teknologi ini sebagai "susunan polisi digital." Jika hasil pemindaian menunjukkan kecocokan, polisi segera bertindak dan memperlakukan orang tersebut sebagai tersangka. Hal ini jelas tidak adil dan berpotensi merusak kehidupan seseorang tanpa alasan yang jelas.

BACA JUGA : Intel Gunakan Teknologi RealSense untuk Pengenalan Wajah

Selain itu, ada masalah lain yang belum terselesaikan. Meskipun teknologi semakin maju, masalah seperti bias rasial dan kesulitan mengenali wanita tetap menjadi kendala. Banyak penelitian menunjukkan adanya kemajuan, tetapi keraguan di kalangan masyarakat tetap tinggi.

Di sisi hukum, regulasi belum sepenuhnya siap untuk mengatasi perkembangan teknologi ini. Seperti yang dikatakan oleh Michael Birtwhistle dari Institut Ada Lovelace, kita masih berada dalam kondisi seperti "Wild West" di mana aturan dan pengawasan belum cukup kuat untuk melindungi hak-hak individu.

Teknologi pengenalan wajah memiliki potensi besar untuk keamanan, namun juga menyimpan risiko besar terhadap privasi dan kebebasan individu. Kisah Sara dan Shaun adalah pengingat bahwa inovasi harus selalu diimbangi dengan pertimbangan etis dan regulasi yang ketat untuk mencegah penyalahgunaan dan kesalahan yang merugikan orang-orang tak bersalah.

Baca Berita dan Artikel yang lain di Google News

(TH)

Share :