Teknologi.id - Menggunakan chatbot untuk perihal bisnis memang sudah semakin lazim di Indonesia. Walau memang, kebanyakan penggunanya masih perusahaan besar, sehingga memberikan persepsi bahwa cara membuat chatbot adalah hal yang sulit.
Padahal, sebenarnya keberadaan chatbot sebagai solusi bisnis tidak terbatas hanya pada perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia saja; bisnis-bisnis UMKM yang melayani banyak pelanggan bisa juga memanfaatkan chatbot untuk mengelola pelanggan dengan lebih efisien.
Namun, salah satu kekhawatiran banyak pelaku bisnis umumnya terletak pada biaya. Seringkali yang muncul di benak banyak orang adalah besarnya biaya yang dibutuhkan, baik dari set-up, operasional dan juga maintenance di kedepannya. Beruntungnya. sekarang ini sudah semakin banyak chatbot yang bisa langsung digunakan tanpa butuh banyak biaya; cukup bayar langganan bulanan dan pelaku bisnis sudah bisa menggunakan aplikasi chatbot tersebut.
Tapi, apakah berarti masih butuh kemampuan coding atau pemrograman untuk bisa mengoperasikan chatbot? Tidak. Bahkan, cara membuat chatbot sekarang ini biasanya tidak membutuhkan keahlian pemrograman yang mumpuni; yang penting kuasai empat konsep berikut ini.
1. Tentukan Tujuan Pembuatan Chatbot
Sebelum mulai berlangganan layanan chatbot, penting bagi pelaku bisnis untuk tahu terlebih dahulu fungsi dari chatbot yang akan dibuat. Apakah sebagai titik kontak pertama pelanggan baru? Melayani masalah-masalah yang sering muncul dari pelanggan lama? Atau sebagai pengirim informasi terkini mengenai layanan bisnis yang ditawarkan?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas dapat membantu dalam menentukan seperti apa bentuk chatbot yang diperlukan. Ingat, setiap skenario spesifik akan membutuhkan template chatbot yang berbeda-beda. Jika tidak disesuaikan dengan kebutuhan, bisa jadi chatbot tidak akan berfungsi secara maksimal karena pelanggan akan memilih untuk berbicara langsung dengan tim layanan pelanggan saja.
2. Pahami dan Desain Alur Percakapan
Sebagaimana dialog teater dan film, chatbot membutuhkan naskah yang jelas untuk dapat mengantisipasi respon yang tepat untuk pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pelanggan. Proses ini disebut dengan desain alur percakapan, yang mencakup beberapa langkah penting.
Langkah pertama adalah mengidentifikasi skenario utama yang akan dihadapi chatbot. Ini termasuk berbagai situasi di mana pelanggan mungkin berinteraksi dengan chatbot, seperti menanyakan informasi produk, meminta bantuan teknis, atau mengajukan keluhan. Setiap skenario harus diuraikan dengan jelas sehingga chatbot dapat memberikan respon yang sesuai.
Setelah skenario diidentifikasi, buatlah peta percakapan yang menggambarkan alur percakapan dari awal hingga akhir. Peta ini harus mencakup berbagai titik keputusan di mana pelanggan mungkin memilih jalur yang berbeda, serta respons yang harus diberikan oleh chatbot pada setiap titik tersebut.
Dengan merancang alur pembicaraan yang matang dan detail, chatbot akan lebih siap untuk menghadapi berbagai pertanyaan dan situasi, serta memberikan pengalaman yang lebih baik bagi pelanggan.
3. Pelajari Pengetahuan Dasar Natural Language Processing
Natural Language Processing (NLP) adalah cabang dari kecerdasan buatan (AI) yang fokus pada interaksi antara komputer dan manusia menggunakan bahasa sehari-hari, seperti bahasa Indonesia, Inggris, dan lainnya. Dengan NLP, chatbot dapat memberikan respon yang relevan dan tepat berdasarkan apa yang dikatakan oleh pengguna.
Pemahaman dasar tentang NLP diperlukan dalam pembuatan chatbot bebas coding sekalipun karena membantu dalam (1) mendesain alur percakapan yang lebih efektif, (2) memilih platform yang tepat, serta (3) menguji dan mengoptimalisasi chatbot. Dengan pengetahuan ini, pelaku bisnis dapat mengoptimalkan respons chatbot, mengenali area di mana chatbot tidak memberikan jawaban yang memuaskan, dan melakukan perbaikan yang diperlukan.
4. Kenali Pilihan Platform Chatbot No-Code
Selayaknya ahli pemrograman butuh paham bahasa coding yang akan digunakan, pelaku bisnis pun harus paham pilihan platform chatbot yang ada di pasaran. Pertimbangkan kebutuhan saat ini dan kedepannya; apakah chatbot hanya akan digunakan di satu platform saja, misalnya WhatsApp? Atau chatbot akan dipakai untuk semua kanal interaksi dengan pelanggan, termasuk email?
Beberapa pilihan populer, seperti Kommo misalnya, juga menawarkan integrasi dengan beberapa software marketing seperti Mailchimp dan Google Ads. Intinya, memahami fitur dan keunggulan masing-masing platform dapat membantu memaksimalkan potensi chatbot yang dibuat.