Teknologi.id - Alibaba Group, melalui layanan komputasi awan miliknya yaitu Alibaba Cloud, mengumumkan pembaruan AnalyticDB yang merupakan support vector machine atau algoritma pembelajaran mesin milik mereka.
Pembaruan tersebut saat ini sudah meluncur di Indonesia, sehingga memungkinkan perusahaan-perusahaan yang menggunakan Alibaba Cloud bisa memasukkan pengetahuan khusus, lalu membangun dan meluncurkan aplikasi kecerdasan buatan generatifnya sendiri hanya dalam waktu 30 menit.
Alibaba Cloud mengklaim, solusi seperti itu mampu meningkatkan efisiensi operasional dan mendorong inovasi melalui wawasan bisnis yang diperoleh dari data setiap perusahaan itu sendiri.
Baca juga: Mudah, Ini 6 Software AI yang Bisa Bantu Kegiatan Digital Marketing
Sebelumnya, Alibaba Group telah memperkenalkan Tongyi Qianwen, sebuah kecerdasan buatan yang memakai model bahasa besar, dapat mengerjakan kesimpulan rapat dan menulis surel, serta Tongyi Wanxiang, kecerdasan buatan yang juga menggunakan model bahasa besar, dan dapat membuat gambar.
Di sela-sela diskusi panel Alibaba Cloud di Jakarta, Selasa (25/7/2023), Presiden Database Products Business Alibaba Cloud Intelligence, Feifei Li, mengatakan, Tongyi Qianwen dan Tongyi Wanxiang saat ini baru bisa digunakan di daratan China. Dia tidak bisa memastikan jadwal rilis secara internasional.
Karena banyaknya permintaan kecerdasan buatan secara internasional, maka dilakukanlah pembaruan AnalyticDB, untuk mendukung perusahaan-perusahaan global mengembangkan kecerdasan buatan generatifnya sendiri.
”Secara global, kami menemukan adanya peningkatan permintaan dari pelanggan kami untuk solusi yang bisa mendukung pembuatan model kecerdasan buatan yang efisien, terjangkau, dan dapat disesuaikan. Maka, kami melakukan pembaruan AnalyticDB di layanan komputasi awan kami,” jelas Feifei, dikutip dari Kompas.id, Rabu (26/07).
Sementara itu, President of Alibaba Cloud Intelligence International Selina Yuan, yang hadir bersamaan, mengatakan, Alibaba Cloud akan selalu patuh terhadap regulasi yang dikeluarkan oleh setiap pemerintah di mana layanan komputasi awan Alibaba dipasarkan.
Indonesia sendiri saat ini belum memiliki aturan khusus mengenai kecerdasan buatan generatif, meski begitu Alibaba Cloud memastikan taat pada regulasi industri digital yang sudah dimiliki Indonesia, salah satunya yaitu Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi.
Baca juga: 5 Alat AI Gratis yang Bisa Kamu Gunakan untuk Tingkatkan Konten Pemasaranmu
Beberapa perwakilan perusahaan-perusahaan besar Indonesia yang juga hadir dalam diskusi tersebut turut memberikan pendapatnya terhadap fenomena kecerdasan buatan generatif yang semakin digandrungi.
Chief Technology Officer MNC Digital Indonesia -RCTI+, Rio Anugrah mengemukakan pendapatnya terkait kemunculan kecerdasan buatan generatif, bahwa teknologi ini cepat atau lambat akan membentuk lanskap industri.
Menurut Rio, di industri media, kecerdasan buatan generatif sudah bisa mendukung pekerja media untuk memproduksi konten. Jenis kecerdasan buatan lainnya pun telah dipakai untuk mengarahkan agar iklan sesuai konsumen yang ditargetkan.
”Di luar negeri telah berkembang penyiar televisi memakai kecerdasan buatan. Fenomena ini suatu hal yang mustahil tidak sampai ke sini. Hanya saja, kami masih percaya bahwa penyiar televisi manusia tetap dibutuhkan karena memberikan sentuhan/interaksi manusiawi kepada penonton,” ujar Rio.
Dalam kesempatan yang sama, Director of Business and Sales TelkomSigma, Tanto Suratno berpendapat, dari sisi pengusaha, kecerdasan buatan generatif harus berkembang semakin baik dan efisien, dibarengi dengan peningkatan di sisi keamanan siber.
”Saat ini, disadari atau tidak, kecerdasan buatan generatif telah mengubah perilaku sejumlah warga. Dalam urusan mengeksplorasi ide/data, misalnya. Situasinya telah berbeda dengan tiga tahun lalu,” kata Tanto.
(dwk)