Teknologi.id - Kehadiran ChatGPT membuat berbagai perusahaan teknologi berlomba lomba untuk membuat chatbot AI yang menyaingi perusahaan OpenAI. Google sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia segera meluncurkan chatbot AInya yang bernama Bard. Bard sudah mulai diuji cobakan sejak hari Selasa, 7 Februari 2023 kemarin. Namun alih alih tampil dengan sempurna, Bard justru menunjukkan kesalahan di uji perdananya.
Dalam demo yang diunggah pada akun twitter resmi milik Google, Bard diberi pertanyaan mengenai penemuan luar angkasa " Penemuan baru apa dari Teleskop Luar Angkasa James Webb yang dapat saya ceritakan kepada anak saya yang berusia 9 tahun?".
Chatbot usungan Google pun memberikan tiga poin jawaban. Salah satunya menyatakan "JWST mengambil gambar pertama dari sebuah planet di luar tata surya kita sendiri."
Bard is an experimental conversational AI service, powered by LaMDA. Built using our large language models and drawing on information from the web, it’s a launchpad for curiosity and can help simplify complex topics → https://t.co/fSp531xKy3 pic.twitter.com/JecHXVmt8l
Respon NASA Yang Menimbulkan Kontroversi
Melihat tweet yang dibagikan oleh Google, NASA sontak menyangkal isi informasi yang diberikan Bard. Menurut Badan Ruang Angkasa milik AS, gambar pertama yang diambil dari planet di luar tata surya bima sakti (ektrasurya), ditangkap oleh Very Large Telescope milik European Southern Observatory pada tahun 2004. Disisi lain,
"Well, sebenarnya saya yakin Bard akan mengesankan, tetapi sebagai catatan, JWST tidak mengambil gambar pertama dari sebuah planet di luar Tata Surya kita," ujar seorang ahli astrofisika, Grant Tremblay melalui akun Twitternya. JWST baru saja diluncurkan ke antariksa 14 tahun setelah gambar planet ektrasurya diambil.
Direktur University of California Observatories di UC Santa Cruz, Bruce Macintosh, juga mengomentari kesalahan pada demo Bard. “Berbicara sebagai seseorang yang mencitrakan exoplanet 14 tahun sebelum JWST diluncurkan, sepertinya Anda harus menemukan contoh yang lebih baik?” kata Bruce.
Baca Juga : Gokil! ChatGPT Lolos Interview Pekerjaan di 3 Perusahaan Raksasa, Segini Bayarannya
Demo Bard Gagal Berujung Saham Anjlok
Dilansir dari New York Post, sebenarnya demo yang dibagikan di Twitter itu dilakukan untuk menunjukkan kemampuan Bard sebagai "launchpad untuk rasa ingin tahu dan dapat membantu menyederhanakan topik kompleks."
Namun karena kegagalannya, saham Google Alphabet pun dilaporkan merosot hingga 9% selama perdagangan reguler dengan volume hampir tiga kali lipat dari rata rata pergerakan 50 hari, dilansir dari Reuters. Mereka memangkas kerugian dan akhirnya stabil pada jam pascaperdagangan Alphabet telah kehilangan 40% dari kapitalisasinya tahun lalu tetapi naik 15% sejak awal tahun ini, tidak termasuk kerugian sejak demo Bard diluncurkan.
Baca Juga : Alibaba Kembangkan Chatbot Saingi ChatGPT, Investor Melonjak
Upaya Google Memperbaiki Bard
Sejak Awal bulan Februari, Bard sudah menunjukkan kemampuannya kedapa khalayak umum. Google memamerkan chatbot buatannya untuk menghasilkan essai, lirik lagu, dan pertanyaan pengguna.
Seperti ChatGPT dan kebanyakan chatbot AI lainnya, Bard dilatih melalui data data yang ada di dalam internet untuk memberikan respon menarik tiap penggunanya. Sebenarnya, para ahli telah lama memperingatkan adanya potensi penyebaran informasi tidak akurat oleh chatbot AI.
Salah satunya, Tremblay mengamati teknologi chatbot berbasis ai dan Large Language Model (LLM) memiliki kemungkinan untuk menyampaikan informasi yang salah kepada penggunanya. Ia menilai sistem akan mengarang informasi karena pada dasarnya program tersebut adalah sistem pelengkap otomatis yang menjawap pertanyaan berdasarkan kumpulan teks data online. Chatbot tidak menjawap berdasarkan fakta yang sudah terbukti.
"Saya sangat menyukai dan menghargai bahwa salah satu perusahaan paling kuat di planet ini menggunakan pencarian JWST untuk mengiklankan LLM mereka. Luar biasa! Tapi ChatGPT dll., meskipun sangat mengesankan, sering kali sangat percaya diri salah. Akan menarik untuk melihat masa depan di mana LLM memeriksa kesalahan sendiri," ujar Tremblay.
Baca Juga : Ternyata Begini Cara Kerja ChatGPT Menjawab Pertanyaan Pengguna
Tampaknya, kekhawatiran para ahli terjadi pada demo Bard yang diluncurkan minggu ini. Menanggapi kesalahan chatbotnya, Google mengatakan akan melakukan pengujian ketat dengan program Trusted Tester mulai pekan ini.
"Ini menyoroti pentingnya proses pengujian yang ketat, sesuatu yang kami mulai pekan ini dengan program Trusted Tester," ujar seorang juru bicara Google.
Google mengatakan perusahaan akan menggabungkan umpan balik eksternal dengan pengujian internal untuk memastikan respons Bard bisa memenuhi standar kualitas, keamanan dan landasan tentang informasi dunia nyata.
(ak)